Liputan6.com, Jakarta Harga emas berkilau seiring langkah investor yang kembali memburu aset safe haven usai ekonomi AS dilaporkan suram.
Rilis data ekonomi memperburuk kekhawatiran penurunan ekonomi di tengah meningkatnya langkah lockdown dan batasan lainnya secara global untuk memerangi pandemi coronavirus.
Baca Juga
Advertisement
Melansir laman Nasdaq, Kamis (2/4/2020), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1.580.29 per ons, setelah sebelumnya naik 1,8 persen. Adapun harga emas berjangka ditutup 0,3 perse lebih rendah menjadi USD 1.591,40.
"Latar belakang ekonomi makro yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menarik lebih banyak investor ke aset nyata seperti emas. Bank sentral di dunia melonggarkan neraca mereka dan bersiap-siap untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut sebagai upaya mengurangi dampak wabah," kata Soni Kumari, Ahli Strategi Komoditas di ANZ.
Hal ini membuat dia memprediksi suku bunga riil tetap dalam wilayah negatif untuk sementara waktu. Latar belakang yang akan tetap menguntungkan investasi emas.
Sektor manufaktur AS pada bulan Maret, dengan aktivitas mencapai level terendah sejak 2009, imbas dari wabah virus corona.
Sementara gaji swasta AS juga dilaporkan turun pada Maret, pertama sejak 2017. Kondisi ini menambah dukungan tentang kondisi ekonom yang buram.
Harga Logam Lainnya
Presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Amerika jika dalam dua minggu ke depan merupakan masa menyakitkan, dalam memerangi virus corona, terkait angka kematian.
Penularannya telah menginfeksi lebih dari 851.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan 42.053, menurut data Reuters.
Pada hari Selasa, Federal Reserve AS memperluas kemampuannyapuluhan bank sentral asing untuk mengakses dolar selama krisis dengan memungkinkan merekamenukar kepemilikan atas Surat berharga AS untuk pinjaman dalam dolar semalam.
Adapun harga platinum turun 1,4 persen menjadi USD 711,76 per ounce, paladium turun 5,3 persen menjadi USD 2.228,16 dan perak turun 0,6 persen menjadi USD 13,88.
Advertisement