Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. investor masih menjauh dari aset-aset berisiko.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/4/2020), rupiah dibuka di angka 16.505 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 16.450 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 16.525 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 16.505 per dolar AS hingga 16.529 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 19,18 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Intrbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 16.741 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.413 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis, bergerak melemah seiring menjauhnya investor dari aset-aset berisiko.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, harga aset berisiko terlihat masih negatif pagi ini. "Pasar masih nyaman untuk keluar dari aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah Corona," ujar Ariston.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat kembali melemah ke kisaran 0,57 persen mendekati tingkat terendah sepanjang masa yang terjadi pada 9 Maret 2020 di 0,36 persen. Hal tersebut bisa mengindikasikan permintaan terhadap obligasi tinggi sehingga harga naik dan tingkat imbal hasilnya turun.
Sementara itu, kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat sudah menyentuh angka 200 ribu kasus. Peningkatan juga terjadi di Italia, Inggris, termasuk Indonesia.
"Bila ini terus berlanjut, pasar mengkhawatirkan ekonomi bakal terus tertekan seperti data-data ekonomi yang baru saja dirilis," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 16.300 per dolar AS hingga 16.575 per dolar AS.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Skenario Terburuk Rupiah Bisa Tembus 20 Ribu per Dolar AS Efek Corona
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan nilai tukar rupiah akibat dampak pandemi virus corona atau Covid-19 bisa mencapai 20.000 per Dolar Amerika Serikat (AS) dalam skenario sangat berat. Sementara skenario berat kurs bisa mencapai 17.500 per Dolar AS di tahun ini.
Proyeksi tersebut juga lebih tinggi dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang hanya berada di kisaran 14.400 per Dolar AS.
"Kemungkinan terburuknya Rupiah bisa mencapai 20.000 per Dolar AS," kata Menteri Sri Mulyani dalam video conference, di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Dia menambahkan inflasi pada tahun ini juga diproyeksi meningkat hingga 5,1 persen untuk skenario sangat berat. Sementara 3,9 persen untuk skenario berat. Angka ini juga jauh di atas target sebesar 3,1 persen dalam APBN 2020.
Tak hanya rupiah, beberapa yang juga terkoreksi amat mendalam yakni di sektor konsumsi rumah tangga, Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), konsumsi pemerinah, investasi dan juga ekspor impor.
Advertisement