Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memperkirakan nilai tukar Rupiah dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 bisa mencapai Rp 17.500 per USD di tahun ini. Adapun skenario terburuknya, Rupiah bisa mencapai 20.000 per Dolar AS (USD).
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE), Piter Abdullah, menilai Rupiah bisa menembus 20.000 per USD bukan tidak mungkin. Hal itu bisa terjadi akibat adanya kepanikan di pasar keuangan global.
Baca Juga
Advertisement
"Pergerakan Rupiah lebih didorong oleh faktor global. Skenario terburuk terjadi ketika terjadi kepanikan dipasar keuangan global akibat tidak tertanggulanginya wabah corona di berbagai negara khususnya negara-negara besar Amerika dan Eropa," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (2/4/2020).
Peter menyebut ketika terjadi kepanikan pasar keuangan global maka tidak ada yang bisa menahannya. Satu-satunya peluang menahan itu adalah dengan fokus mengatasi wabah Corona di dalam negeri.
"Ketika kita bisa membuktikan bahwa Indonesia mampu dengan cepat menanggulangi wabah Corona dan perekonomian domestik bisa kembali recovery, aliran keluar modal asing akan tertahan dan rupiah akan relatif stabil," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
BI Yakin Rupiah Menguat ke 15.000 per Dolar AS di Akhir 2020
Pemerintah mengungkapkan skenario terburuk terkait perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yakni bisa tembus 17.500 per dolar AS dalam skenario buruk dan capai 20.000 per dolar AS untuk skenario paling buruk.
Bank Indonesia (BI) menyampaikan, perhitungan tersebut bukanlah sebuah proyeksi, melainkan hanya skema perumpamaan (what if). Adapun bank sentral mengkaji nilai tukar rupiah dapat terus stabil pada kisaran 15.000 per dolar AS hingga akhir 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini itu memadai levelnya. Menurutnya, Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil.
"Stabilitas yang dalam seminggu terakhir berjalan dengan baik, di pasar modal dan pasar keuangan bisa kita jaga. Dengan itu, kami punya keyakinan tidak hanya bergerak stabil, bahkan cenderung menguat sampai 15 ribu sampai akhir tahun ini," tuturnya dalam sesi teleconference, Kamis (2/4/2020).
Perry menambahkan, proyeksi itu turut terbangun berkat adanya kepercayaan diri dari investor dan pasar yang telah terbangun, sehingga ada kecenderungan kurs rupiah akan menguat di akhir tahun nanti mengarah ke 15 ribu per dolar AS.
"Kami perlu mempertegas apa yang disampaikan dalam sesi teleconference kemarin, khususnya dengan angka makro ekonomi. Perlu ditekankan, angka makro adalah what of skenario, bukan proyeksi," tegas dia.
Tak hanya itu, ia menyebutkan, pemerintah terus berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi negara agar tidak lebih rendah dari 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita dengan berbagai policy yang insya Allah dilakukan baik, pertumbuhan ekonomi kita upayakan akan tidak lebih rendah dari 2,3 persen PDB, dengan langkah stimulus fiskal dan stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah," ungkapnya.
"Nilai tukar yg kemarin disebutkan, 17.500 per dolar AS sampai 20.000 per dolar AS itu adalah what if skenario, bukan proyeksi. Kami yakini nilai tukar rupiah saat ini memadai," dia menandaskan.
Advertisement