Kenali Perbedaan Masker Bedah dan Respirator untuk Menangkal Virus Corona Covid-19

Di tengah pademi virus corona covid-19 yang tengah melanda, penggunaan masker menjadi jadi salah satu usaha yang dilakukan masyarakat.

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 02 Apr 2020, 20:15 WIB
Pekerja mengecek kualitas masker kesehatan N95 di ruang kerja perusahaan produsen masker di Shenyang, China, 8 Februari 2020. Selama beberapa hari, perusahaan itu berjanji akan terus bekerja hingga 20 jam per hari untuk memastikan output harian masker N95 mencapai 20.000 lebih. (Xinhua/Yao Jianfeng)

Jakarta - Di tengah pademi virus corona covid-19 yang tengah melanda, penggunaan masker menjadi jadi salah satu usaha yang dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus ini. Tapi, tingginya permintaan dan aksi tak simpatik spekulan menyebabkan kelangkaan masker.

Para ahli menjelaskan penggunaan masker tidak selalu menjadi jalan terbaik untuk menangkal infeksi corona COVID-19.

Pusat pencegahan dan pengawasan penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) secara khusus menyarankan masyarakat tidak menggunakan masker kecuali untuk mereka yang berinteraksi langsung dengan pasien, dalam keadaan kurang sehat, atau yang sedang merawat seseorang yang mengalami gejala corona COVID-19.

Menurut Michael Chang, spesialis penyakit menular di McGovern Medical School di University of Texas Health Science Center di Houston, seperti dikutip dari allure.com masker biasanya digunakan oleh penyedia layanan kesehatan di rumah sakit dan klinik, di mana risiko penularan suatu penyakit lebih tinggi.

Ada dua jenis masker yang digunakan untuk mencegah penularan virus: masker bedah dan masker respirator. Sangat penting untuk mengetahui perbedaannya dan dalam situasi apa digunakan. Berikut penjelasan lengkapnya, disadur dari Dream.co.id.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

 


Perbedaan

Penggunaan masker juga perlu untuk mencegah penyakit. Tapi lebih baik menggunakan masker bedah atau masker kain?

Masker bedah dan masker respirator memiliki fungsi yang berbeda, itulah mengapa keduanya dirancang berbeda.

Andrew Stanley Pekosz, seorang profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health, mengatakan masker bedah pada dasarnya adalah potongan-potongan kecil dari kain yang digunakan seseorang untuk menjaga diri dari kuman yang berasal dari batuk dan bersin.

“Hal ini benar-benar merupakan blok fisik secara umum untuk mencegah cairan yang keluar dari mulut anda,” ungkap Pekosz kepada allure.com.

Sementara masker respirator, lanjut Pekosz, dirancang lebih kokoh daripada masker bedah. Masker ini mengandung respirator yang mencegah partikel yang jauh lebih kecil untuk masuk ke sistem pernapasan seseorang.

Dua dari masker respirator yang paling umum adalah masker N-95 dan masker N-99, yang jika digunakan dengan benar, masing-masing mencegah 95 persen dan 99 persen partikel udara memasuki mulut atau hidung seseorang.

"Masker bedah melindungi terhadap infeksi yang menyebar melalui tetesan, seperti influenza dan infeksi pernapasan umum lainnya. Masker respirator N-95 dan N-99 dapat melindungi dari penyakit di udara seperti campak, cacar air, atau TBC," kata Irfan Hafiz, dokter penyakit menular di Northwestern.


Kapan masker bedah dan masker respirator digunakan?

Sebuah respirator yang dibuat menggunakan teknologi cetak 3D di Praha, 26 Maret 2020. Di tengah kurangnya pasokan masker di Rep. Ceko akibat penyebaran COVID-19, Universitas Teknik Ceko mengembangkan jenis respirator baru yang dapat diproduksi menggunakan teknologi cetak 3D. (Xinhua/Dana Kesnerova)

Chang mengatakan bahwa petugas kesehatan biasanya memakai masker bedah diruang operasi untuk mencegah partikel besar mencemari tempat operasi. Masker bedah juga dapat digunakan untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh batuk atau bersin pasien.

Namun jika petugas kesehatan khawatir tentang penularan penyakit melalui udara maka memungkinkan untuk menggunakan masker respirator baik N-95 atau N-99.

Tapi menurut Chang, masker bukan satu-satunya penghalang. Chang menjelaskan bahwa petugas kesehatan juga harus menggunakan sarung tangan dan sanitasi untuk mencegah penyebaran virus.


Tidak Direkomendasikan

Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

CDC tidak merekomendasikan penggunaan masker oleh orang sehat untuk mencegah influenza. Baru-baru ini, Ahli Bedah A.S. bahkan berkomentar untuk mencegah orang sehat membeli dan memakai masker, khususnya selama wabah Covid-19.

Salah satu alasannya kata Pekosz adalah belum ada banyak manfaat yang terbukti untuk menunjukkan bahwa memakai masker bermanfaat bagi kesehatan pemakainya. Masker respirator juga rumit untuk digunakan. Salah satu alasan mereka tidak direkomendasikannya kepada publik. " Masker N-95 cukup tidak nyaman," katanya. " Sebagian besar masyarakat umum tidak dapat menggunakan fungsinya 100 persen,” lanjutnya lagi.

 


Cara Terbaik untuk Menghindari Terinfeksi

Masker tidak selalu menjadi cara efektif untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Hafiz mengatakan, ”Jika anda mengalami gejala Covid-19 sangat penting untuk pergi ke dokter dan menghindari keramaian atau tidak pergi bekerja. Jika anda masih khawatir fokuslah untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol jika memang tidak ada air dan sabun. Serta selalu ikuti panduan kesehatan terbaru dari CDC.”

“ Jika kotor, masker dapat memperburuk keadaan bukannya menjadi lebih baik,” lanjut Hafiz.

Pekosz menambahkan ketergantungan yang berlebihan pada masker juga dapat mengabaikan praktik kesehatan penting lainnya, seperti mencuci tangan, menjaga jarak dari orang lain, dan tinggal di rumah jika sakit.

 Sumber: Dari berbagai sumber

Disadur dari: Dream.co.id

 

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya