Krisis APD, Dokter di India Tangani Pasien Corona COVID-19 Pakai Jas Hujan dan Helm

India mengalami krisis alat pelindung diri (APD) di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2020, 07:03 WIB
Dua wanita India mengenakan masker berada di dalam bus saat keluar dari Bandara Internasional Indira Gandhi setelah dievakuasi dari kota Wuhan di China, di New Delhi (1/2/2020). Jumlah total kematian akibat wabah virus corona di China tercatat mencapai 259 hingga Jumat (31/1/2020). (AFP/Money Sharma

Liputan6.com, Jakarta India mengalami krisis alat pelindung diri (APD) di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Situasi itu membuat sejumlah dokter menggunakan jas hujan dan helm motor saat menangani pasien, yang menyibak lemahnya sistem kesehatan masyarakat di India menjelang antisipasi lonjakan kasus COVID-19.

Pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan, India sedang berupaya mendapatkan dalam jumlah besar peralatan yang disebut alat pelindung diri (PPE), secara domestik dan dari Korea Selatan serta China untuk memenuhi kebutuhan.

Namun puluhan dokter di garda depan yang menghadapi Virus Corona jenis baru, yang sejauh ini telah menginfeksi 1.251 orang dan menelan 32 korban jiwa di India, mengaku khawatir tanpa masker dan alat pelindung yang tepat dapat menjadikan mereka sebagai pembawa virus.

Menurut perkiraan, lebih dari 100 ribu orang dapat terinfeksi hingga pertengahan Mei, membuat sistem kesehatan di India dan dokter yang jumlahnya langka di bawah tekanan berat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Tak Akan Korbankan Nyawa

Sejumlah siswa mengenakan masker saat prose belajar mengajar di sebuah sekolah pemerintah di Hyderabad, India, Rabu (4/3/2020). India mengonfirmasi 30 kasus corona. Di seluruh dunia, ada 97.885 kasus corona. (AP Photo/Mahesh Kumar A.)

Di kota timur Kolkata, dokter muda di fasilitas utama perawatan COVID-19, Rumah Sakit Penyakit Menular Beleghata, pekan lalu dibekali jas hujan plastik untuk memeriksa pasien, menurut dua dokter di lokasi itu.

"Kami tidak akan bekerja dengan mengorbankan nyawa kami," ucap salah satu dokter, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas, seperti dikutip dari Antara, Jumat (3/4/2020).

Pengawas medis rumah sakit yang bertanggung jawab, Dr.Asis Manna, menolak berkomentar.

Di negara bagian Haryana dekat New Delhi, Dr. Sandeep Garg dari Rumah Sakit ESI menuturkan ia selama ini menggunakan helm motor lantaran tidak memiliki masker N95, yang memberikan perlindungan signifikan terhadap partikel virus.

"Saya menggunakan helm karena dapat menutupi wajah saya sehingga menambah lapisan lagi di atas masker bedah," kata Garg.

 


Nasib Para Dokter

Pekerja migran dan anggota keluarga mereka berkumpul di luar terminal bus Anand Vihar untuk pulang ke kampung halamannya, di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Ribuan orang meninggalkan New Delhi setelah pemerintah India memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19. (Bhuvan BAGGA/AFP)

Nasib para dokter dalam pandemi corona menyoroti sistem kesehatan masyarakat yang bobrok dan melebihi kapasitas, yang selama bertahun-tahun kekurangan dana maupun perbaikan. India menganggarkan sekitar 1,3 persen dari GDP untuk kesehatan publik, terendah di dunia.

Di rumah sakit pemerintah di kota Rohtak, Haryana, sejumlah dokter senior menolak untuk merawat pasien, kecuali mereka mendapat peralatan keselamatan yang memadai.

Para dokter juga mengumpulkan dana untuk COVID-19, di mana setiap dokter menyumbang 1.000 rupe untuk membeli masker dan penutup wajah lainnya, kata seorang dokter.

"Semua orang takut," katanya. Tak ada satupun yang ingin bekerja tanpa perlindungan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya