Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis terkoreksi di tengah variasi pergerakan mata uang Asia.
Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (2/4/2020), rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.495 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.450 per dolar AS.
Advertisement
"Pasar kecewa terhadap pernyataan Gubernur Bank Indonesia yang mengasumsikan bahwa rupiah bisa ke Rp17.500 atau Rp20.000 akibat pandemi Virus Corona yang saat ini terus bertambah di Indonesia," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi seperti dikutip dari Antara.
Walaupun hari ini hal tersebut sudah direvisi oleh Gubernur Bank Indonesia, menurut Ibrahim, seyogyanya pemerintah dan Bank Indonesia harus bisa mengayomi masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan yang berlebihan.
Sebelumnya, Gubenur BI Perry Warjiyo mengatakan, dalam skenario berat kurs rupiah bisa mencapai Rp17.500 per dolar AS dan skenario sangat berat bisa menyentuh Rp20.000 per dolar AS. Perry menekankan hal tersebut hanya what if scenario, bukan proyeksi.
Pengaruh Eksternal
Dari eksternal, harga minyak naik tajam setelah Presiden AS Donald Trump pada Rabu (1/4) malam menyatakan bahwa Rusia dan Arab Saudi akan membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang harga mereka dalam beberapa hari.
Harga minyak global telah turun sekitar dua pertiga tahun ini dan memukul keras keuangan negara-negara yang bergantung pada pendapatan minyak untuk pendanaannya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp16.505 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp16.495 per dolar AS hingga Rp16.555 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp16.741 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp16.413 per dolar AS.
Advertisement