Taiwan Sumbang 10 Juta Masker ke Seluruh Dunia

Taiwan memang negara kecil, tetapi terbukti bisa menyumbangkan hingga 10 juta masker ke negara-negara yang lebih besar di masa pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Apr 2020, 08:02 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berbicara di sebuah forum di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo)

Liputan6.com, Taipei - Taiwan menyiapkan 10 juta masker untuk negara-negara yang membutuhkan di kala pandemi Virus Corona (COVID-19). Negara-negara Uni Eropa termasuk yang mendapat total 5,6 juta masker.

Pembagian masker ini adalah bagian dari program Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk berkontribusi dalam perang global melawan COVID-19. Selain donasi masker, Taiwan akan menggenjot produksi obat quinine dan berbagi pengetahuan soal epidemi ini.

Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Taiwan. Tindakan Taiwan ia sebut sebagai bentuk solidaritas.

"Uni Eropa berterima kasih kepada Taiwan atas donasi 5,6 juta masker untuk membantu melawan Virus Corona," ujar Ursula von der Leyen via Twitter seperti dikutip Kamis (2/4/2020).

"Penyebaran virus global ini membutuhkan solidaritas internasional dan kooperasi. Tindakan seperti ini menunjukan bahwa kita lebih kuat bersama," lanjut Presiden Uni Eropa.

Tsai Ing-wen merespons dengan ucapan terima kasih dan tagar #TaiwanHelps (Taiwan membantu).

"Taiwan berdiri bersama UE dan teman-teman kami di seluruh dunia di saat sulit ini, dan kita akan selalu menyediakan bantuan saat kita mampu," kata Presiden Tsai.

Taiwan merupakan salah satu bukti keberhasilan melawan Virus Corona. Terbukti hanya ada total 339 kasus dan 5 orang yang meninggal.

Pemerintahan Tsai juga cerdas mengakali stok masker agar tak diborong. Caranya, pemerintah membeli semua stok masker, kemudian disalurkan ke fasilitas-fasilitas kesehatan, sehingga masyarakat tak bisa memborong.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Belanda Kembalikan Setengah Juta Masker Rusak dari China

Sejumlah warga mengenakan masker wajah berjalan menyusuri jalan pada hari yang tercemar polusi di Beijing, China (2/4). (AFP Photo/Fred Dufour)

Sementara itu, sebelumnya Belanda mengembalikan setengah juta lebih masker impor rusak dari China. Keputusan retur barang itu diambil oleh Kementerian Kesehatan karena masker-masker tersebut tak memenuhi standar.

Dilaporkan Euro News, ada total 1,3 juta masker impor dari China yang tiba di Belanda pada 21 Maret lalu. Masker-masker itu untuk didistribusikan ke fasilitas kesehatan untuk melavan Virus Corona (COVID-19).

Namun, hasil inspeksi Kementerian Kesehatan ternyata mengejutkan. Hampir 50 persen dari masker impor itu tak memenuhi standar.

"Saat diinspeksi, kualitas kiriman ini tidak memenuhi standar," ujar Kemenkes Belanda. "Tes kedua juga membuktikan bahwa masker wajah ini tidak memenuhi standar kualitas. Kini telah diputuskan untuk menghentikan pemakaian seluruh kiriman ini," jelas Kemenkes.

Total ada 600 ribu masker yang dikembalikan. Kemenkes Belanda berjanji impor masker selanjutnya akan diuji ekstra.

Belanda bukan negara pertama yang mendapat barang rusak dari China. Spanyol akan mengembalikan 640 ribu alat tes cepat (rapid testing kits) dari China karena 70 persen hasilnya tidak tepat.

Otoritas kesehatan Ceko dan Turki juga mengeluhkan hal serupa terkait alat tes cepat dari China.

Meski Virus Corona aslinya berasal dari Wuhan, penyebaran kini sudah meluas di Eropa. Kebutuhan peralatan medis seperti masker dan alat tes pun bertambah dan China mulai mengimpor produk-produk mereka. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya