Virus Corona Covid-19 Hentikan Denyut Gili Trawangan, Sepinya Seperti Pulau Tak Bertuan

Pulau Gili Trawangan yang biasanya ramai kini nyaris seperti pulau tak berpenghuni akibat virus corona Covid-19.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 02 Apr 2020, 23:50 WIB
Beginilah keindahan Gili Trawangan (M Husni Mubarrok/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Lombok - Gili Trawarangan, satu dari tiga pulau yang menjadi andalan Nusa Tenggara Barat di sektor pariwisata ikut terpukul oleh pandemi global virus Corona Covid-19. Pulau yang biasanya ramai oleh wisatawan itu kini sepi nyaris tak berpengunhi menyusul merebaknya wabah ini di Indonesia. 

Zani, salah seorang pegawai sebuah penginapan kepada Liputan6.com mengatakan, wisatawan baik lokal maupun manca negara mulai meninggalkan Gili Trawangan, sejak dua pekan lalu. Satu per satu mereka meninggalkan pulau untuk selanjutnya kembali ke tempat asalnya masing-masing. 

"Yang bertahan di Gili Trawangan hanya warga lokal dan sebagian pegawai. Sementara bule juga ada, tapi mereka yang memang punya bisnis di sini," kata Zani lewat pesan Whatsapp-nya. 

Sebagai salah satu destinasi wisata, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rentan terpapar virus Corona Covid-19.

Untuk itu, pemerinta provinsi NTB sejak dua pekan lalu telah menutup seluruh akses pintu masuk bagi para wisatawan terutama wisatawan mancanegara yang hendak berwisata di tiga gili di Pulau Lombok yaitu Gili Meno, Gili Trawangan, dan Gili Air, selama 2 pekan ke depan. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi masuknya virus Corona

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Gili Trawangan Kembali Sepi

Turis asing yang dievakuasi dari Gili Trawangan tiba di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Gempa 7 skala Richter mengguncang Lombok dan menewaskan 91 orang. (ADEK BERRY/AFP)

Zani sehari-hari bekerja sebagai pegawai di Taco Corner. Ini merupakan pengalaman kedua baginya melihat satu per satu turis meninggalkan Gili Trawangan. Sebelumnya, Zani juga menjadi saksi kepergian turis-turis saat  gempa hebat  melanda Nusa Tenggara Barat dua tahun lalu. 

Bedanya, saat itu sebagian turis masih memilih bertahan. Mereka bahkan ikut mendirikan tenda darurat dan membantu warga untuk memulihkan kembali kehidupan di sana yang sempat lumpuh. 

"Tahun ini sudah tidak ada turis lagi, yang tersisa sebagian besar hanya warga lokal," kata Zani.

Kemarin, Zani sempat berkeliling naik sepeda untuk melihat-lihat suasana di Gili Trawangan. Dari rekaman gambar yang diambilnya, pulau yang dipenuhi tempat-tempat hiburan malam itu tampak sepi, nyaris tak berpenghuni. Pantai-pantai yang biasanya, ramai berubah kosong. 

Hanya sedikit warga lokal yang terlihat lalu-lalang. "Saya juga lebih banyak di kosan. Tidak berani ke luar rumah. Paling ke luar kalau mau makan saja," kata Zani menambahkan. 

 

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memang telah menutup akses transportasi laut menuju Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Kapal cepat yang biasanya berangkat dari Bali sudah tidak beroperasi lagi. Saat ini, yang tersisa hanya kapal penyeberangan dari Bangsal, Lombok.

"Tapi kalau saya ke Lombok, saya tidak bisa lagi kembali ke Gili Trawangan," ujar Zani. 

 

 


Industri Pariwisata Terpukul

Salah satu tempat bersantai langsung menghadap pantai di depan hotel di Gili Trawangan. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Kepergian turis dari Gili Trawangan memaksa sejumlah penginapan dan tempat usaha lainnya tutup. Sebagian bahkan harus mem-PHK karyawannya. Sementara sebagian lagi berjanji akan mempekerjakan mereka kembali saat pandemi global virus Corona Covid-19 berakhir. 

"Kalau saya masih dapat gaji setengah bulan karena kerja baru setengah bulan, rata-rata juga seperti itu. Ada yang dapat PHK dan ada yang akan dipanggil lagi nanti," kata Zani menjelaskan.

Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, warga lokal di Gili Trawangan masih terkendali. Sejumlah warung masih tetap buka. Begitu juga dengan toko-toko yang menjual keperluan sehari-hari. 

Pemerintah setempat juga menyiapkan fasiltas mencuci tangan di sejumlah tempat umum, termasuk pelabuhan. "Untuk sementara, makan dan keperluan sehari-hari masih aman. Semoga semua ini cepat berlalu," ujar Zani berharap.   

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya