Rupiah Menguat ke 16.445 per Dolar AS Ikuti Sentimen Harga Minyak

Rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 16.350 per dolar AS hingga 16.600 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Apr 2020, 10:45 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini. Pagi ini sebagian aset berisiko menguat mengikuti penguatan indeks saham AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (3/4/2020), rupiah dibuka di angka 16.445 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 16.495 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 16.445 per dolar AS hingga 16.447 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 18,60 persen.

Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 16.464 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.741 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menjelang akhir pekan bergerak menguat terbawa naiknya harga minyak dunia.

"Pagi ini sebagian aset berisiko yaitu indeks saham Asia dibuka menguat mengikuti penguatan indeks saham AS karena prospek kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa mengangkat harga saham "big cap" perusahaan minyak," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara.

Kendati demikian, lanjut Ariston, penguatan rupiah karena naiknya harga minyak harusnya sementara karena pasar masih dihadapkan pada kenyataan perlambatan ekonomi karena wabah Corona Covid-19.

Penularan Corona Covid-19 masih menunjukkan peningkatan di seluruh dunia kecuali di China. Banyak negara yang melakukan pembatasan pergerakan masyarakat yang memicu penurunan aktivitas ekonomi.

Amerika Serikat pada Kamis kemarin melaporkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran mingguan meningkat tajam menembus rekor di angka 6,65 juta klaim, padahal rata-rata hanya di kisaran 250 ribu klaim.

"Oleh karena itu rupiah masih bisa tertekan hari ini karena Corona Covid-19 dan dampak negatifnya ke perekonomian," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 16.350 per dolar AS hingga 16.600 per dolar AS.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


BI Sibuk Tenangkan Investor Global Soal Kabar Rupiah Sentuh 20.000 per Dolar AS

Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kabar mengenai skenario terburuk nilai tukar rupiah yang mencapai 20.000 per dolar AS menjadi sorotan global. Adanya kabar yang keluar saat April Mop tersebut, ia mengaku sibuk berhubungan dengan para investor global secara daring.

"Saya harus melakukan berbagai komunikasi secara intensif kepada investor global. Kemarin seharian saya lakukan teleconference dengan investor global dan lembaga pemeringkat," kata Perry melalui siaran video conference, Kamis (2/4/2020).

Adapun pada Rabu kemarin, Gubernur Bank Indonesia beserta Menteri Keuangan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sempat melaporkan kebijakan stimulus fiskal untuk berperang melawan virus corona (Covid-19) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat memaparkan skenario buruk terhadap nilai tukar rupiah hingga bisa menyentuh 17.500 per dolar AS, serta skenario terburuk yakni 20.000 per dolar AS.

Perry menyatakan, hal itu hanyalah sebuah perumpamaan yang coba dicegah agar jangan sampai terjadi. Namun demikian, pemberitaan terkait kurs rupiah sebesar 20.000 per dolar AS sudah banyak menyebar sejak kemarin, sehingga membuat Perry berjibaku melakukan rapat online bersama para investor dari seluruh dunia.

"Jam 8.30 WIB tadi saya teleconference dengan investor, khususnya investor di Asia dan Amerika. Sore nanti ada teleconference dengan investor Eropa, untuk berikan penjelasan langsung dari kami terhadap apa yang kemarin dikemukakan dalam teleconference," ujar dia.


BI Yakin Rupiah Menguat ke 15.000 per Dolar AS di Akhir 2020

Teller menunjukkan mata uang rupiah di Jakarta, Selasa (15/10/219). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.166 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini itu memadai levelnya. Menurutnya, Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil.

"Stabilitas yang dalam seminggu terakhir berjalan dengan baik, di pasar modal dan pasar keuangan bisa kita jaga. Dengan itu, kami punya keyakinan tidak hanya bergerak stabil, bahkan cenderung menguat sampai 15 ribu sampai akhir tahun ini," tuturnya.

Perry menambahkan, proyeksi itu turut terbangun berkat adanya kepercayaan diri dari investor dan pasar yang telah terbangun, sehingga ada kecenderungan kurs rupiah akan menguat di akhir tahun nanti mengarah ke 15 ribu per dolar AS.

"Kami perlu mempertegas apa yang disampaikan dalam sesi teleconference kemarin, khususnya dengan angka makro ekonomi. Perlu ditekankan, angka makro adalah what of skenario, bukan proyeksi," tegas dia.

Tak hanya itu, ia menyebutkan, pemerintah terus berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi negara agar tidak lebih rendah dari 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kita dengan berbagai policy yang insya Allah dilakukan baik, pertumbuhan ekonomi kita upayakan akan tidak lebih rendah dari 2,3 persen PDB, dengan langkah stimulus fiskal dan stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah," ungkapnya.

"Nilai tukar yg kemarin disebutkan, 17.500 per dolar AS sampai 20.000 per dolar AS itu adalah what if skenario, bukan proyeksi. Kami yakini nilai tukar rupiah saat ini memadai," dia menandaskan.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya