Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menyisihkan anggaran guna memenuhi kebutuhan kuota data internet guru dan siswa. Kuota data dibutuhkan guna menunjang aktivitas pembelajaran daring antara guru dan siswa.
Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim menyatakan, masalah kuota data adalah masalah utama dalam pembelajaran kelas jauh di dunia maya.
Advertisement
"Seharusnya anggaran Kemdikbud sebaiknya diarahkan untuk memenuhi kuota data baik untuk siswa maupun untuk gurunya," kata Rahim kepada Liputan6.com, Jumat (3/4/2020).
Sebagai informasi, Kemendikbud telah merelokasi anggaran sebesar Rp 405 miliar guna penanganan Covid-19. Ramli mengimbau supaya dana tersebut bisa juga dialokasikan guna pemenuhan kuota data guru dan siswa.
Pihaknya menyesalkan kerja sama provider plat merah Telkomsel dengan Ruang Guru yang notabene pendirinya adalah salah satu staf khusus presiden. Menurut dia, kerja sama keduanya justru mencabut interaksi antara guru dan murid. Karena murid justru belajar di paltform pendidikan tersebut bukan bersama guru masing-masing.
Guru Penggerak
"Seharusnya yang dilakukan Telkomsel jika ingin membantu siswa-siswa di seluruh Indonesia adalah dengan cara menggratiskan kuota data untuk siswa dan guru dengan cara menggunakan nomor induk siswa dan NUPTK guru sebagai password masuknya," jelas dia.
Jikapun opsi tersebut tak bisa juga, cara lain untuk memenuhi kebutuhan kuota data siswa dan guru adalah dengan menggunakan anggaran organisasi penggerak atau guru penggerak yang jumlahnya lebih dari Rp 595 miliar.
"Itu digunakan untuk menyediakan kuota data untuk guru dan siswa karena kami pun sesungguhnya yakin program (Guru Penggerak) ini tidak akan mampu meningkatkan kemampuan guru secara signifikan secara merata di seluruh Indonesia," paparnya.
Advertisement