Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada minggu pertama April 2020 sebesar 0,2 persen (mtm). Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 0,07 persen pada minggu pertama bulan Maret 2020.
"Inflasi April 2020 sampai dengan minggu pertama diperkirakan sebesar 0,20 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Onny Wijanarko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (2/4/2020).
Advertisement
Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,96 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,80 persen (yoy).
Penyumbang inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas bawang merah 0,08 persen, emas perhiasan 0,07 persen, jeruk 0,05 persen, gula pasir 0,02 persen. Lalu tahu mentah, kangkung, tempe, bayam, beras, cabai rawit, air minum kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah -0,09 persen, daging ayam ras -0,03 persen dan angkutan udara -0,01 persen.
BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutup Onny.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
BPS: Inflasi Maret 2020 Turun Jadi 0,1 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Lebih rendah dari inflasi Februari sebesar 0,28 persen. Sementara, inflasi tahun kalender sebesar 0,76 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,96 persen.
"Inflasi selama bulan Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Inflasi tahun kalender 0,76 persen . Inflasi tahun ke tahun 2.96 persen ," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2020).
Suhariyanto mengatakan dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 0,64 persen dan terendah di Surabaya, Surakarta dan Pekanbaru sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, kota yang mengalami deflasi tertinggi di Timika -1,91 persen dan deflasi terendah di Tanggerang sebesar -0,01 persen.
Advertisement