Liputan6.com, Jakarta - Mendukung keputusan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi virus Corona atau Covid-19, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) harus menghentikan aktivitas produksinya di Indonesia selama dua pekan. Penghentian tersebut, mulai berlaku 3 sampai 19 April 2020.
Dijelaskan Antonius Widiantoro, Public Relation PT YIMM, dengan penghentian produksi ini, pihaknya mengklaim stok di pasar aman. Memang, jika dibilang mengalami kerugian atas keputusan ini, tidak bisa dijelaskan secara gamblang, tapi dampak ke bisnis pasti ada.
Baca Juga
Advertisement
"Karena memang daerah-daerah yang menerapkan pembatasan, melarang warganya untuk beraktivitas di luar, pastinya berdampak ke penjualan. Orang ke dealer juga berkurang, datang servis enggan, tapi kita punya strategi jemput bola, dengan mengadakan layanan servis di rumah," jelas Anton saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (3/4/2020).
Lanjutnya, untuk bocoran berapa kerugian yang dialami pabrikan berlambang garpu tala ini, memang belum bisa diukur. Namun, langkah-langkah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan, dirasa paling penting untuk saat ini.
"Langkah yang diambil pemerintah sudah tepat, dan kita mendukung hal tersebut, lebih dari sekedar bisnis dan keuntungan, karena karyawan lebih penting," tegasnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Ekspor
Sementara itu, berbicara terkait ekspor, dengan adanya pandemi seperti saat ini yang juga terjadi di berbagai negara, tentunya pasti ada pengaruhnya.
"Ekspor ke beberapa negara, yang juga menerapkan kebijakan seperti lockdown dan sebagainya itu pasti ada dampaknya juga ke kita, karena mereka minta untuk ditunda. Ini tidak bisa dibilang tidak ada dampak," pungkasnya.
Advertisement