Kurang Efisien, Telkom Bakal Pangkas 20 Anak Usaha

Perampingan perusahaan sebenarnya sudah dipertimbangkan Telkom sejak tahun lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2020, 15:09 WIB
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) berencana merampingkan 20 anak dan cucu perusahaan yang dinilai kurang efisien dalam mendukung core bisnis utama Telkom. Perusahaan tersebut secara bertahap akan mulai diefisienkan tahun ini.

Dirut PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah mengatakan, perampingan perusahaan sebenarnya sudah dipertimbangkan sejak tahun lalu. Di mana perusahaan pelat merah itu memiliki sebanyak 49 anak dan cucu usaha.

"Setelah di-review ada yang overlapping dan kurang efisien. Sehingga kita pertimbangkan perusahaan ini ke depan seperti apa. Kita kurangi 20 anak perusahaan ke depan, tapi bisa saja tambah hanya kita akan lebih fokuskan," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Langkah yang ditempuh perusahaan tersebut diharapkan mampu mendukung kinerja bisnis utama Telkom ke depan.

Di samping itu, seluruh anak perusahaan juga bisa memberikan hal yang maksimal kepada kinerja perseroan dalam memberi pendapatan bagi negara.

Dia menambahkan, rencana pengurangan anak usaha secara besar-besaran tidak akan menimbulkan layoff atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebab, mayoritas karyawan nantinya akan dipekerjakan di Telkom.

"Kita juga minimalkan adanya penyesuaian karyawan untuk dipindahkan ke anak perusahaan lain atau diperkerjakan di Telkom sehingga dampak layoff diminimalkan," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Pertama dalam Sejarah, Erick Thohir Pangkas 13 Kluster BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan melakukan perampingan klaster bisnis BUMN dari 27 klaster menjadi 14 klaster.

Hal tersebut dilakukan agar BUMN menjadi lebih efisien dan punya arah serta tujuan yang jelas. Kata Erick, perusahaan global ke depannya akan mengalami efisiensi sehingga BUMN juga tidak boleh ketinggalan.

"Dari 27 klaster kita akan coba sesuai supply chain dan bisnis, kita coba sampai 14 klaster. Jadi di-cut 50 persen," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/4/2020).

Erick melanjutkan, nantinya, para Wakil Menteri yang ditugaskan bisa membawahi 7 hingga 8 klaster saja.

Adapun proses pemangkasan klaster tersebut masih tetap bergantung pada perusahaan masing-masing dan konsultan pendampingnya. Erick berujar, cashflow perusahaan sangat penting apalagi dengan adanya dampak penyebaran Corona.

"Ini makanya kenapa cashflow jadi raja. Kita tidak mau hanya bicara size saja tapi tidak sehat. Ini pertama kali sepanjang kementerian ini berdiri. Saya harapkan para perusahaan BUMN banyak yang sudah Tbk harus punya arah dan kepastian yang jelas karena persaingan ini akan terus," imbuhnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya