Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, virus Covid-19 atau corona tak kuat hidup di Indonesia. Karena, virus tersebut tak bisa hidup di cuaca yang cenderung panas.
Menanggapi itu, manager Grup Epidemiologi Spasial, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit, Iqbal Elyazar menilai sampai saat ini kondisi suhu iklim masih tidak efektif menahan laju penyebaran virus corona (Covid-19).
Advertisement
Menurutnya, hanya dengan menjaga jarak dan kontak langsung merupakan keputusan yang tepat dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Sesuai hasil kajian Jon Brassey memperlihatkan bahwa efek cuaca dalam penularan virus itu sifatnya kecil. Sehingga strategi menghentikan penularan tidak bisa mengandalkan cuaca saja, tapi tindakan untuk mencari orang terinfeksi dan langsung memisahkan si sakit dari si sehat. Itu lebih tepat," kata Iqbal Elyazar saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/4/2020).
Menurutnya, kondisi perubahan iklim lebih sedikit berpengaruh, tetapi tidak cukup memperlambat laju penyebaran Covid-19.
"Belum cukup penelitian dan data yang memperlihatkan hubungan antara dampak iklim yang lebih panas dengan berhentinya penularan virus corona, sampai saat ini," ujarnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Ada Kaitan Cuaca dan Penyebaran Virus
Sementara pengamat Kesehatan Marius Widjajarta mengaku, tak ada kaitannya cuaca di Indonesia dengan virus yang kini sedang menyerang masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
"Keilmuan yang saya dapat, enggak ada hubungannya virus dengan cuaca. Jadi jangan ke mana-mana, kita bicara kesehatan aja ilmiah. Kebetulan kan dulu saya sekolah dokter, selama saya belajar enggak ada hubungannya dengan cuaca. Jadi jangan buat ilmu baru deh, lebih baik diem daripada ke sana ke sini," kata Marius saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Ia menegaskan, cuaca di Indonesia tidak ada hubunganya sama sekali dengan virus Corona. Namun, untuk masyarakat yang berjemur di bawah terik matahari pagi untuk mendapatkan tambahan Vitamin B.
"Enggak ada (pengaruhnya virus dengan cuaca), jadi sesuai dengan keilmuan saya. Kadang Indonesia buat ilmu baru saya juga bingung sih, protokol lah. Enggak ada hubungannya, kalau kita vitamin B dari matahari bener itu. Makanya kalau anak kecil pada jam-jam tertentu dijemur itu kan, itu kan sinar matahari baik untuk vitamin B," tegasnya.
Reporter : Bachtiariadi Alam, Nur Habibie
Sumber: Merdeka
Advertisement