Liputan6.com, New York - Penyelenggara kompetisi bola basket Amerika Serikat (NBA) dan Asosiasi Pebasket (NBPA) belum sepakat soal pemotongan gaji sebagai dampak dari pandemi virus corona Covid-19. Kebijakan pemotongan gaji diambil finansial klub-klub yang terganggu.
Penundaan kompetisi NBA karena ancaman pandemi virus corona Covid-19 membuat klub tidak mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan hingga hak siar televisi, yang membuat finansial mereka terpukul.
Advertisement
Seperti dilansir The Athletics, saat ini, Operator NBA masih dalam proses negosiasi dengan Asosiasi Pebasket terkait rencana pemangkasan gaji. NBA mengajukan tawaran pemotongan gaji sebesar 50 persen.
NBA ingin pemangkasan gaji itu bisa mulai diberlakukan pada 15 April 2020. Tapi, Asosiasi pebasket menolak dengan angka yang diajukan NBA dan waktu dimulainya pemotongan gaji.
NBPA menginginkan skema pemotongan gaji sebesar 25 persen dan pemberlakuan itu dilaksanakan pada pertengahan Mei mendatang. NBA dan NBPA masih terus mencari solusi terbaik.
Dampak ekonomi akibat pandemi virus corona Covid-19 tak terelakkan, sehingga banyak klub dia cabang olahraga apapun harus mengambil kebijakan pemotongan gaji bagi para atlet mereka. Situasi ini juga berlaku di sepak bola.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Terkena Dampak
Bukan hanya para atlet, staf dan pekerja untuk klub yang selama ini bergantung pada jalannya pertandingan kompetisi NBA juga terkena dampaknya. Di kompetisi sepak bola Liga Inggris bahkan sejumlah klub sudah merumahkan staf mereka.
Saat ini kompetisi NBA masih dihentikan sementara sejak 11 Maret lalu demi meminimalisasi penyebaran Covid-19. Beberapa pebasket NBA sebelumnya juga telah positif terinfeksi corona Covid-19.
Advertisement
Belum Jelas
Belum diketahui dengan jelas kapan kompetisi NBA musim 2019/20 akan kembali dilanjutkan. Untuk WNBA atau kompetisi basket putri AS, baru dimulai pertengahan Mei 2020, tapi bukan mustahil diundur.