Flashback Liga Indonesia: Saat Persita Lolos ke Final Musim 2002

Di tangani Benny Dollo Persita sempat menciptakan sensasi lolos ke final Liga Indonesia 2002. Bagaimana ceritanya?

oleh Ario YosiaHendry Wibowo diperbarui 04 Apr 2020, 19:30 WIB
Persita Tangerang Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta- Divisi Utama Liga Indonesia 2002 atau yang saat itu bertajuk Liga Bank Mandiri. Satu tim yang saat itu memiliki kekuatan tidak istimewa, Persita Tangerang secara mengejutkan mampu lolos ke final.

Sayang pada partai final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 7 Juli 2002, Persita kalah dari raksasa Wilayah Timur saat itu, Petrokimia Putra dengan skor 2-1.

Namun sepak terjang Persita yang saat itu ditukangi Benny Dollo sebagai pelatih sangat luar biasa. Di Wilayah Barat, Pendekar Cisadane-julukan Persita hanya finis keempat.

Ilham Jayakesuma dan kawan-kawan baru unjuk gigi pada babak delapan besar. Di Grup A, secara mengejutkan, Persita lolos ke semifinal sebagai juara grup.

Persita bahkan selalu menang meski lawannya bukan kacangan. Dari Petrokimia, Persipura Jayapura sampai Arema Malang.

Benny Dollo, pelatih kharismatik yang mengharumkan nama Persita di awal 2000-an. (Yoppy Renato/Liputan6.com)

Di semifinal, Persita kembali melewati adangan tim yang di atas kertas memiliki kekuatan di atas mereka. Adalah PSM Makassar yang dibungkam oleh gol Olinga Atangana dan Ilham Jaya Kesuma.

Sayang dewi fortuna enggan berpihak kepada Persita di final. Melawan Petrokimia, gol cepat Ilham Jaya Kesuma menit ke-1 bisa dibalas oleh gol Samuel Celbi (menit 73) dan Yao Eloi (perpanjangan waktu menit 93).

Meskipun hanya runner-up, sepak terjang Persita layak dapat acungan jempol. Terlebih dua tahun sebelumnya, tim ini baru saja promosi dari Divisi 1 Liga Indonesia.

Pencapain Persita pun tak bisa dibilang kebetulan. Pada musim selanjutnya mereka masih ada di jajaran papan atas menduduki peringkat lima musim 2003. Pada tahun yang sama mereka menduduki posisi tiga besar Kejuaraan klub ASEAN.

Kejayaan Persita perlahan hilang setelah Bendol hengkang. Tak ada satupun pelatih yang mampu menandingi kehebatannya hingga saat ini.

 


Ilham Jaya Kesuma Mengenang

Striker legendaris Timnas Indonesia, Ilham Jaya Kesuma. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Dihubungi oleh Bola.com, Kamis (3/4/2020), Ilham Jaya Kesuma yang saat itu menyabet penghargaan pemain terbaik dan juga pencetak gol terbanyak (26 gol) membeberkan kunci sukses Persita di tahun 2002.

Dia mengakui jika melihat komposisi pemain, sebenarnya Persita tidak istimewa. Namun berkat kekompakan, tim ini bisa melangkah jauh sampai ke final.

"Kekompakan ini tercipta karena banyak pemain yang mengantarkan Persita promosi ke divisi utama masih bertahan di tim saat itu," kata Ilham.

Skuat Persita 2002-2003. (Bola.com/ Dok. Zona Memori Sepak Bola Klasik Indonesia)

"Kemudian ketika Coach Bendol (panggilan Benny Dollo) datang, ia membawa banyak pemain muda yang belum berpengalaman. Seperti Enjang Rohiman, Firman Utina, dan Zaenal Arief. Berkat kekompakan, kombinasi pemain ini bisa mengantarkan kesuksesan," tambahnya.

Skuat Persita saat itu memang jauh dari kata bintang. Seperti yang disebut Ilham, nama-nama seperti Firman atau Zaenal Arief masih berstatus pemain muda.

Lalu sisanya merupakan pemain yang telah lama memperkuat Persita. Sebut saja Ade Manaf, Giman Nurjaman sampai Uci Sanusi. Tiga pemain asing yang saat itu memperkuat tim: Olinga Atangana, Carlos de Mello dan Anthony Jomah Ballah juga berhasil mengangkat permainan tim.

"Tentunya juga ada faktor pelatih. Coach Bendol sosok yang pintar memotivasi pemain. Contoh jika di babak pertama kita ketinggalan, di ruang ganti, ia bisa mengangkat moral tim," ujar Ilham menuturkan.

Karier Ilham melesat gara-gara membela Persita. Ia sempat dipanggil Timnas Indonesia di Piala AFF 2004. Bersama Boaz Solossa ia jadi duet maut yang ditakuti tim-tim lawan. Tim Merah-Putih tampil memesona sepanjang turnamen sebelum akhirnya dikalahkan Singapura di laga final.

Ilham pada 2004 sempat kembali menempatkan diri sebagai pemain paling tajam di Liga Indonesia dengan lesakan 22 gol.

 


Persita Saat Ini

Pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro, saat melawan PSM Makassar pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Sport Center Tangerang, Jumat, (6/3/2020). Kedua tim bermain imbang 1-1. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Setelah promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2001, skuat Persita saat itu hanya butuh dua tahun untuk berprestasi. Kini tim juga berstatus tim promosi di Shopee Liga 1 2020.

Ilham pun merasa percaya diri, skuat asuhan Widodo Cahyono Putro saat ini punya kekuatan yang cukup untuk bisa bersaing. Meskipun lantaran berstatus tim promosi, Hamka Hamzah dan kawan-kawan masih butuh jam terbang.

"Ya, seiring pertandingan demi pertandingan, saya yakin kekuatan tim Persita saat ini bisa bersaing. Karena memang kekuatannya tidak berbeda jauh dengan tim-tim lain," kata Ilham yang kini berstatus pelatih Persita U-18.

Menariknya kini Persita dilatih oleh Widodo yang notabene salah satu pemain yang tampil di final tahun 2002 saat Petrokimia menjadi juara Liga Indonesia.

Data Fakta Final Liga Indonesia 2002

Persita Tangerang Vs Petrokimia Putra 1-2 (Gol: Ilham Jayakesuma 1; Samuel Celbi 73, Yao Eloi 93)

Venue: Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Waktu: 7 Juli 2002

Penonton: 50.000

Wasit: Purwanto

Susunan Pemain:

  • Persita (3-5-2): 1-Ahmad Kurniawan (Kiper); 5-Nugroho Adiyanto, 22-Olinga Atangana, 6-Ade Manap (Belakang); 16-Uci Sanusi (17-M Soleh 90'), 2-Giman Nurjaman, 15-Firman Utina, 11-Enjang Rohiman, 7-Carlos de Mello (9-Jammah Ballah 61') (Tengah); 10-Ilham Jayakesuma,9-Zainal Arif (Depan)
  • Pelatih: Benny Dolo
  • Petrokimia (3-5-2): 1-Mukti Ali Raja (Kiper); 3-Khusaeri, 18-Aries Budi Prasetyo, 15-Abdul Rozak (Belakang); 20-Sony Kurniawan, 4-Sasi Kirono, 16-Yance Katehokang, 9-Agus Indra (19-Samuel Chelbi 64'), 9-Gatot Indra, (17-Heri Purnomo 45') (Tengah); 7-Widodo Cahyono Putra (10-Yao Eloi 45'), 11-Zainal Ikhwan (Depan)
  • Pelatih: Sergei Dubrovin

 Disadur dari Bola.com

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya