Amazon Siapkan Platform Streaming Gim Pesaing Google Stadia

Menurut laporan terbaru, Amazon sedang menyiapkan platform streaming gim yang memanfaatkan teknologi cloud computing miliknya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Apr 2020, 12:00 WIB
(Doc:Laura Muriel)

Liputan6.com, Jakarta - Amazon dikabarkan tengah mengembangkan platform streaming gim yang akan bersaing dengan Google Stadia dan Nvidia GeForce. Informasi ini diketahui orang yang diungkap oleh orang yang mengerti soal rencana tersebut.

Dikutip dari GSM Arena, Minggu (5/4/2020), Amazon akan memanfaatkan teknologi cloud computing yang dimilikinya. Selain itu, perusahaan juga berencana menawarkan layanan yang berbeda di pasar gim saat ini.

Dari laporan itu diketahui pula platform ini dipanggil dengan nama Project Tempo. Amazon juga disebut bekerja sama dengan Twitch untuk membuat platform ini lebih interaktif.

Meski belum mengetahui pasti soal rencana ini, Amazon sebenarnya diketahui sedang mengembangkan gim berjudul Crucible sejak 2014. Selain gim itu, perusahaan juga berencana menghadirkan gim berjudul New World.

Kedua gim ini seharusnya rilis bulan lalu, tapi mengingat kondisi saat ini, perusahaan lantas menundanya. Laporan terakhir menyebut gim ini akan diperkenalkan pada Mei 2020.

Untuk itu, tidak tertutup kemungkinan Amazon berencana memperkenalkan gim ini bersama platform yang sedang dikembangkannya itu. Hanya untuk memastikannya, masih perlu menunggu informasi dari perusahaan. 


Imbas Virus Corona, Amazon Bakal Rekrut 100 Ribu Pekerja untuk Penuhi Lonjakan Pesanan

Jeff Bezos, sang CEO Amazon juga sedang berada di dalam gedung saat itu.

Terlepas dari laporan tersebut, Amazon sebelumnya mengatakan akan merekrut 100 ribu pekerja gudang dan pengiriman di Amerika Serikat (AS) untuk menangani lonjakan pesanan online.

Peningkatan ini disebabkan banyak konsumen beralih ke layanan online untuk memenuhi kebutuhan mereka terkait kekhawatiran penyebaran Covid-19 (virus Corona).

Seperti Amazon, jaringan supermarket AS Albertrons, Kroger, dan Raley's juga mencari karyawan baru untuk bagian staf yang sibuk dan memenuhi pesanan online.

Perusahaan-perusahaan itu beralih kepada orang-orang yang sebelumnya bekerja di bisnis restoran, travel, dan hiburan, yang disebut sedang mencari pekerjaan disebabkan penyebaran virus Corona.

"Kami ingin orang-orang tahu bahwa kami menyambut mereka di tim kami sampai semuanya kembali normal, dan kembali ke pekerjaan mereka sebelumnya," tulis Amazon di dalam unggahan blog perusahaan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17/3/2020).

Penyebaran virus Corona dilaporkan telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia di seluruh dunia, dan melakukan lockdown agar penyebarannya tidak semakin luas.


Banyak Barang Tak Tersedia

Pelanggan mengantre masuk ke toko buku baru di University Village di Seattle, Washington, Selasa (3/11). Setelah 20 tahun mejual buku secara online, akhirnya Amazon membuka toko buku fisik pertamanya yang bernama Amazon Books. (AFP Photo/Jason Redmond)

Pandemi tersebut juga menyebabkan banyak barang tidak tersedia di Amazon, dan beberapa pengiriman memakan waktu lebih lama dari biasanya.

Untuk menarik karyawan baru, Amazon akan menambahkan UD 2 untuk minimum USD 15 per jam upah pekerja di Amerika Serikat (AS) hingga April 2020.

Pembayaran tambahan untuk karyawan Amazon per jam di Amerika Utara dan Eropa diprediksi akan memakan biaya lebih dari USD 350 juta.

Sejauh ini belum diketahui dampak operasional pengiriman dari kebijakan pembatasan baru AS. Namun di San Francisco Bay Area, orang-orang harus tinggal di rumah kecuali untuk beberapa tujuan penting seperti bekerja untuk bisnis yang mengirim barang, bahan makanan, atau jasa secara langsung ke tempat tinggal.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya