Tekan Kasus Corona COVID-19, Masyarakat Harus Disiplin Jalani Protokol Kesehatan

Sebagai upaya menekan penularan virus Corona COVID-19 yang saat ini dinyatakan pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO, masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, terutama di lokasi-lokasi keramaian.

oleh Reza Efendi diperbarui 04 Apr 2020, 16:59 WIB
Ada dua hal yang akan mempengaruhi tingkat penyebaran COVID-19 di Sumut. Pertama upaya pencegahan yang dilakukan, dan kedua adalah adanya keramaian

Liputan6.com, Medan Sebagai upaya menekan penularan virus Corona COVID-19 yang saat ini dinyatakan pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO, masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, terutama di pasar tradisional.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Whiko Irwan mengatakan, di Sumut upaya penanganan COVID-19 semakin meningkat, mulai dari penyediaan alat kesehatan hingga fasilitas isolasi dan perawatan pasien khusus selama masa tanggap darurat.

"Salah satu kunci penting penanganan COVID-19 adalah dukungan seluruh masyarakat terhadap upaya pemerintah terkait imbauan protokol kesehatan," kata Whiko, Sabtu (4/4/2020).

Diterangkannya, ada dua hal yang akan memengaruhi tingkat penyebaran COVID-19 di Sumut. Pertama upaya pencegahan yang dilakukan, dan kedua adalah adanya keramaian. Upaya pencegahan yang rendah karena kurangnya partisipasi masyarakat dan adanya keramaian yang tinggi, akibat dari kurang patuhnya masyarakat terhadap imbauan pemerintah.

"Hal ini dapat menyebabkan peningkatan beberapa kali lipat penderita COVID-19 dalam 1 sampai 2 pekan ke depan," terangnya.

Namun sebaliknya, apabila upaya pencegahan yang tinggi dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, petugas kesehatan dan Pemerintah Daerah (Pemda) di seluruh wilayah Sumut dengan menekan tingkat keramaian atau menghilangkannya sama sekali, akan jauh menurunkan penularan virus Corona COVID-19.

"Dengan demikian, COVID-19 akan dengan mudah dapat kita atasi bersama," ucap Whiko.

Diungkapkan Whiko, imbauan terkait protokol kesehatan telah disampaikan ke masyarakat. Saat ini gerakan tetap di rumah dengan meliburkan sekolah, menutup sementara pusat perbelanjaan dan tempat hiburan, serta melaksanakan kegiatan ibadah di rumah telah terlihat di beberapa tempat, termasuk meniadakan kegiatan yang mengundang orang banyak.

Khusus untuk warga yang hendak berbelanja makanan, diminta untuk tidak makan di rumah makan tersebut. Tetapi lebih baik dibungkus dan dimakan di rumah masing-masing. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya keramaian, karena aktivitas makan minum di satu tempat tertentu, dengan jarak yang berpotensi berdekatan.

Penekanan juga disampaikan untuk aktivitas perdagangan di pasar tradisional. Karena sampai saat ini, masyarakat baik pedagang maupun pembeli terus berjalan sebagaimana biasa. Juga ditekankan menggunakan masker untuk semua orang di dalamnya, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

"Penggunaan masker berbahan padat akan cukup melindungi pengguna dan orang lain di sekitarnya dari penularan COVID-19 melalui droplet atau cairan saat bersin," ungkapnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:


Rumah Sakit untuk Pasien COVID-19

Simulasi tersebut sekaligus menandai resminya RS Martha Friska Multatuli sebagai Rumah Sakit Rujukan Utama Penanganan Pasien COVID-19 di Sumut

Disebutkan Whiko, perkembangan lainnya di Sumut, selain lima Rumah Sakit (RS) rujukan utama menangani pasien virus Corona COVID-19 yakni RSUP H Adam Malik, RSUD Kabanjahe, RSUD Djasamen Saragih, RSUD Tarutung dan RSUD Padangsidimpuan, kini sudah disiapkan RS lain mengantisipasi lonjakan pasien.

Rumah sakit tersebut adalah RS GL Tobing (49 kamar), Martha Friska (230 kamar), RSUD Abdul Manan Simatupang (12 kamar), RSUD Gunungsitoli (36 kamar) serta disiapkan RS darurat yang dimiliki oleh Pemprov Sumut dengan jumlah sebanyak 1.168 kamar, sehingga total seluruhnya 1.500 kamar.

"Pemprov bersama kabupaten kota juga telah menyiagakan sebanyak 206 RS yang tersebar di wilayah Sumut," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya