Konsumsi BBM Turun 28 Persen di Jawa Timur

Pertamina MOR V tetap memonitor pasokan dan penyaluran ke masyarakat meski konsumsi BBM turun.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2020, 06:00 WIB
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) turun di Jawa Timur sebesar 28 persen seiring imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tetap di rumah.

Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji menuturkan, berdasarkan data penyaluran dari 27 Maret hingga 3 April 2020, konsumsi Gasoline atau bahan bakar minyak jenis Premium, Pertamax Series turun dari konsumsi rata-rata 12.900 kilo liter per hari menjadi 9.300 kilo liter per hari.

Sedangkan konsumsi jenis Gasoil (BioSolar, Dex-Series) pada periode yang sama turun 15 persen, dari kondisi normal 6.000 kilo liter per hari menjadi 5.100 kilo liter per hari.

"Walaupun konsumsi BBM terus turun, kami tetap memonitor pasokan dan penyaluran ke masyarakat," kata Rustam, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 4 April 2020.

Pertamina, kata dia, tetap siaga dengan menjamin pasokan energi dan mencukupi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Jawa Timur.

"Kami akan terus menjamin ketersediaan pasokan serta memastikan kegiatan operasional penyaluran BBM dan elpiji berjalan baik dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19," tutur dia.

Ia mengatakan, saat ini pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk Jawa Timur masing-masing telah tersedia di Fuel Terminal beberapa wilayah Jawa Timur, seperti di Surabaya, Tuban, Malang, Madiun, Banyuwangi, dan Sampang.

 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Konsumsi Elpiji Meningkat

Pekerja melakukan proses pengisian LPG ke tabung Elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/5). Pertamina meningkatkan produksi pengisian tabung Elpiji 3 Kg sebanyak 4 persen selama bulan Ramadan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, untuk elpiji terjadi peningkatan konsumsi khususnya di sektor rumah tangga, baik elpiji subsidi kemasan 3 kg, maupun elpiji nonsubsidi, seperti produk Bright Gas kemasan 12 kg dan 5,5 kg.

"Kami mencatat pada periode 27 Maret hingga 3 April 2020 ada kenaikan tipis elpiji sektor rumah tangga, dari rata-rata 4.050 metrik ton (MT) per hari pada kondisi normal, menjadi 4.200 MT per hari," kata dia.

Rustam menegaskan, Pertamina akan terus memonitor peningkatan kebutuhan elpiji khususnya elpiji subsidi 3 kg. Hal ini termasuk apabila ada permintaan penambahan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah, agar masyarakat tidak perlu khawatir.

"Pantauan kami, penurunan konsumsi BBM dan kenaikan konsumsi elpiji sektor rumah tangga ini sejalan dengan anjuran yang disampaikan pemerintah, yakni agar masyarakat membatasi mobilisasi di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan virus COVID-19," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya