Kisah Pilu 3 Anak Diboyong ke Rumah Sakit karena Orangtua Positif Corona

Sebelumnya, ayah ketiga anak tersebut dirawat di RSHS pada akhir Maret 2020 setelah hasil tes swab menyatakan positif Corona Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2020, 21:00 WIB
Para tenaga medis yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, membantu proses pengecekan kesehatan puluhan orang TKI asal Sumsel di Wisma Atlet JSC Palembang (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga anak di bawah umur terpaksa harus tinggal di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Mereka terpaksa tinggal di RS Cililin lantaran nenek dan ibunya harus menjalani isolasi di RS tersebut setelah sang ayah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung karena positif Corona Covid-19.

Ayah ketiga anak tersebut dirawat di RSHS pada akhir Maret 2020 setelah hasil tes swab menyatakan positif Corona Covid-19.

Tenggang sehari, ibu dan neneknya dirujuk ke RSUD Cililin dari puskesmas setelah mengeluhkan sesak napas.

"Kami merujuknya ke RSUD Cililin. Mereka menjalani rapid test, hasilnya positif. Tapi untuk memastikan virus Corona, sudah dilakukan swab tes juga kepada ibu dan nenek. Hasilnya masih menunggu," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) KBB Hernawan saat dihubungi, Minggu (5/4/2020).

Ketiga anak tersebut terpaksa diboyong ke RSUD Cililin karena di tempat tinggalnya tidak ada orang dewasa. Tetangga di lingkungannya pun tidak ada yang berkenan mengurus secara langsung.

Pihak rumah sakit juga sudah rapid test Corona Covid-19 kepada mereka. Hasilnya, satu anak dinyatakan positif.

Sama dengan ibu dan neneknya, dia sudah menjalani swab tes Corona Covid-19 dan tinggal menunggu hasilnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ditempatkan di Ruang Isolasi Berbeda

Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selama di rumah sakit, ketiga anaknya ditempatkan di ruang kamar isolasi terpisah, namun berdekatan dengan sang ibu.

Hernawan menjamin semua protokol keselamatan dan pencegahan virus Corona diberlakukan secara ketat. Meski begitu, kondisi kesehatan keluarga tersebut terus dipantau sambil menunggu hasil swab tes keluar.

Saat ini, kondisi kesehatan keluarga tersebut dalam keadaan baik. Sesak napas yang sempat dikeluhkan neneknya pun sudah berangsur pulih.

"Dari awal yang punya keluhan sesak kan neneknya. Sekarang alhamdulillah sudah membaik. Untuk ibu dan anaknya tidak ada keluhan apapun. Kondisinya baik juga," terang Hernawan.

"Untuk APD (Alat Pelindung Diri) untuk tenaga medis memang jumlahnya tidak ideal, tapi cukup lah," sambungnya.

 


Siapkan Skenario

Pintu masuk ke ruang isolasi pasien PDP Covid-19 di rumah sakit rujukan di Sulteng. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Hernawan mengaku sudah menyiapkan skenario untuk keluarga tersebut berkaitan dengan status kesehatannya.

"Jika hasil swab tes keluar dan hasilnya negatif, mereka akan dipulangkan," kata dia.

Menurutnya, Pemerintah KBB akan memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar tidak mengucilkan mereka.

"Kami akan berikan pendampingan. Kami juga akan edukasi masyarakat tentang pencengahan, kebersihan dan empati. Agar jangan sampai mereka dikucilkan. Karena ini akan menjadi permasalahan sosial. Kewaspadaan penting, tapi jangan menggeser empati," ucapnya.

Namun, jika hasil swab tes menyatakan mereka positif virus Corona, maka akan mendapatkan rumah sakit rujukan.

Jika rumah sakit rujukan penuh, kata Hernawan, maka untuk sementara penanganan isolasi tetap dilakukan dengan pengawasan tenaga kesehatan.

"Kalau positif (hasil swab tes), kami akan bantu mencari (rumah sakit) rujukan. Kalau penuh, isolasi tetap dilakukan sambil kita mencari ada (rumah sakit rujukan) yang kosong," jelas Hernawan.

 

Reporter : Aksara Bebey

Sumber : Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya