Seekor Harimau Positif Terinfeksi Virus Corona COVID-19 di AS

Departemen Pertanian AS melaporkan temuan harimau yang terinfeksi virus corona penyebab COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Apr 2020, 11:00 WIB
Gambar yang dirilis pada 29 Juli 2019, harimau Sumatera, Kartika dengan satu dari tiga anaknya yang berumur tujuh bulan, di Kebun Binatang Taronga, Sydney. Ada sekitar 380 harimau Sumatera di alam liar saat ini dan merupakan salah satu satwa yang terancam punah. (RICK STEVENS/ARONGA ZOO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) melaporkan temuan seekor harimau di kebun binatang New York yang positif terinfeksi virus corona penyebab COVID-19. Ini menjadi kasus pertama pada hewan ini.

Sampel diambil dan diteliti usai harimau betina bernama Nadia tersebut bersama beberapa harimau lain dan tiga singa Afrika, mengalami batuk kering dan nafsu makan berkurang.

"Kami menguji kucing besar itu dengan sangat hati-hati dan akan memastikan setiap pengetahuan yang kami peroleh tentang COVID-19 dan akan berkontribusi pada pemahaman dunia yang berkelanjutan tentang virus corona baru ini," tulis kebun binatang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CBS News pada Senin (6/4/2020).

Pejabat kesehatan berasumsi, kemungkinan harimau ini terpapar dari karyawan yang mengalami COVID-19 namun tak bergejala. Adapun, Kebun Binatang Bronx, tempat kasus ini ditemukan, sudah ditutup sejak pertengahan Maret.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Belum Ada Bukti Penularan dari Hewan ke Manusia

Ilustrasi harimau (iStock)

Hewan-hewan tersebut sudah mendapatkan perawatan dan diharapkan akan sembuh. Selain itu, tidak ada binatang lain yang mengalami gejala COVID-19.

"Meskipun mereka mengalami penurunan nafsu makan, kucing kucing di Kebun Binatang Bronx ini dinyatakan baik-baik saja di bawah perawatan hewan yang dengan jelas, waspada, dan interaktif, memelihara mereka," kata Wildlife Conservation Society yang juga menjadi perusahaan induk kebun binatang tersebut.

"Tidak diketahui bagaimana penyakit ini akan berkembang pada kucing besar karena spesies yang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap infeksi baru, tetapi kami akan terus memantau mereka dengan seksama dan mengantisipasi pemulihan penuh," kata mereka seperti dikutip dari Mirror.

Lebih lanjut, USDA mengatakan tidak ada bukti bahwa hewan berperan dalam penularan COVID-19 kepada manusia, kecuali di awal munculnya wabah di pasar Wuhan.

"Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah dan bagaimana hewan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh COVID-19," tulis USDA.

Meski begitu, American Veterinary Medical Association dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa orang yang terinfeksi virus corona disarankan untuk membatasi kontak dengan hewan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya