Liputan6.com, London - Mantan penyerang Chelsea, Didier Drogba naik pitam dengan pernyataan dua profesor medis, Jean-Paul Mira dan Camille Locht. Mereka ingin menjadikan orang Afrika sebagai kelinci percobaan untuk menciptakan vaksin virus corona.
"Ini mungkin terdengar provokatif. Namun bisakah jika kita menggelar studi itu (soal vaksin virus corona) di Afrika," kata Mira, kepala unit perawatan intensif di Rumah Sakit Cochin, Paris, dikutip dari Al Jazeera.
Advertisement
Tentunya, komentar tersebut membuat Drogba yang merupakan warga Pantai Gading marah. Dia menyatakan pernyataan para profesor tersebut sebagai bentuk rasisme kepada masyarakat Afrika.
"Sungguh tidak terbayangkan jika kita melakukan ini. Afrika bukan laboratorium pengujian. Saya ingin mencela kata-kata yang merendahkan (warga Afrika), terutama rasis," kata Drogba, dikutip dari akun Twitter pribadinya.
"Bantu kami menyelamatkan hidup di Afrika dan menghentikan penyebaran virus corona yang mengguncang seluruh dunia, alih-alih menganggap kami sebagai kelinci percobaan. Itu tidak masuk akal!" ucapnya menambahkan.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Hormati Orang Afrika
Drogba meminta dua profesor itu lebih menghormati orang Afrika. Pria berusia 42 tahun tersebut berharap semua orang di dunia bersatu untuk melawan virus corona.
"Mari selamatkan diri kita dari virus gila yang sudah membuat ekonomi dunia merosot dan menghancurkan kesehatan di seluruh dunia."
"Namun, jangan menganggap orang Afrika sebagai kelinci percobaan. Itu benar-benar menjijikan," ucap pria yang pernah membela Galatasaray tersebut menegaskan.
Advertisement
Korban Virus Corona
Hingga Senin, 6 Apri 2020, sudah ada 1.204.246 orang di dunia terinfeksi virus corona covid-19. Tercatat, ada 64.806 orang meninggal dunia akibat virus tersebut.