Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan melaporkan kurang dari 50 kasus Virus Corona COVID-19 baru pada Senin, 6 April 2020 untuk pertama kalinya sejak puncaknya pada 29 Februari, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
KCDC melaporkan 47 infeksi baru, menjadikan penghitungan nasional menjadi 10.284. Sedangkan korban meninggal naik tiga menjadi 186.
Negara ini sebagian besar telah berhasil mengendalikan epidemi terbesar Asia di luar China. Tetapi wabah yang lebih kecil di gereja, rumah sakit dan panti jompo, serta infeksi di antara para pelancong, terus muncul. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (6/4/2020).
Baca Juga
Advertisement
"Masih terlalu dini untuk merasa tenang", Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan Sabtu lalu. Ia mengutip lonjakan kasus impor baru-baru ini dan infeksi klaster kecil yang juga mendorong pemerintah untuk membatalkan rencana untuk kembali membuka kegiatan sekolah.
"Tujuan kami adalah untuk dapat mengendalikan infeksi sedemikian rupa sehingga sistem kesehatan dan medis kita, termasuk personel dan orang sakit, dapat menangani mereka pada tingkat yang biasa," kata Park dalam sebuah pengarahan setelah pertemuan pemerintah mengenai Virus Corona COVID-19.
"Jika jumlahnya turun menjadi 50 atau lebih rendah, pengobatan yang stabil dari pasien termasuk yang sakit kritis akan mungkin terjadi tanpa banyak tekanan pada sistem."
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Masa Social Distancing Diperpanjang
Pada hari Sabtu, Korea Selatan mengatakan akan memperpanjang kampanye jarak sosial intensif yang dijadwalkan berakhir pada hari Senin hingga dua minggu lagi, dalam upaya untuk mengurangi tingkat infeksi Virus Corona menjadi sekitar 50 per hari.
Jarak sosial berperan dalam menahan transmisi kelompok domestik sekitar 70 persen selama 11 hari pertama dibandingkan dengan 11 hari terakhir sebelum diberlakukan, kata Park.
Tetapi ada tanda-tanda bahwa orang-orang mulai kembali keluar dan bersosialisasi ketika mulai merasa lelah dengan isolasi dan cuaca di luar pun membaik, katanya.
"Kami sangat menyadari bahwa banyak warga negara merasa lelah dan lesu di bawah kelanjutan jarak sosial," kata Park. "Tetapi jika kita lepas, upaya keras yang telah dilakukan pemerintah dan rakyat sejauh ini mungkin tidak menghasilkan apa-apa."
Advertisement