Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan riset pasar Kantar merilis laporan riset berbasis pemantauan media sosial dan mesin pencari dengan topik Covid-19 di Indonesia.
Menurut laporan bertajuk "Covid Pulse, How are Indonesian Feeling?" tersebut, peningkatan signifikan kasus infeksi dan kematian Covid-19 di Indonesia telah meningkatkan kekhawatiran masyarakat Indonesia.
Pada awalnya, percakapan mengenai Covid-19 di antara penguna Internet di Indonesia sangat sedikit. Kemudian antara 20 Januari hingga 23 Maret 2020, lonjakan percakapan untuk pertama kalinya terjadi setelah pengumuman dua kasus terkonfirmasi pertama Covid-19 di Indonesia pada awal Maret.
Percakapan pun kembali melandai dan kembali meningkat signifikan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan imbauan dan arahan terkait Covid-19 pada pertengahan Maret.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya, antara 6 Januari dan 26 Maret 2020, temuan Kantar menunjukkan tren positif di masyarakat.
"Orang-orang beralih, dari pencarian dan percakapan yang merepresentasikan kepanikan, yakni tentang hand-sanitizer dan lockdown, ke arah pencarian dan percakapan mengenai pemerolehan informasi mengenai gejala-gejala virus corona."
7 Topik Percakapan
Laporan Kantar juga menyebutkan ada tujuh topik percakapan seputar Covid-19 di antara pengguna Internet di Indonesia. Topik pertama adalah bagaimana respons pemerintah terhadap pandemi global ini, diikuti oleh status penyebaran infeksi dan perlindungan diri.
Topik selanjutnya yang paling banyak diperbincangkan adalah perlindungan diri dan respons dunia internasional.
Selain itu, pengguna Internet di Indonesia juga membicarakan new normal, yang merujuk pada situasi dan kebiasaan "baru" sebagian orang yang terpaksa melakukan aktivitasnya dari rumah, dan diikuti oleh topik mengenai reaksi kepanikan.
Terakhir, topik percakapan media sosial di Indonesia banyak membahas dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
Advertisement
Temuan Lain
Temuan lain yang tak kalah menarik adalah 75 persen orang Indonesia menurut riset ini menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Hal ini berdampak pada berkurangnya aktivitas makan di luar rumah (51 persen).
Selain itu, banyak di antara mereka juga menghabiskan waktu dengan menonton televisi dan melakukan aktivitas belanja online.
(Why/Isk)