Rupiah Terkoreksi Seiring Pelemahan Mata Uang di Kawasan Asia

Rupiah diprediksi bergerak di kisaran 16.300-16.500 per dolar.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Apr 2020, 10:45 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini seiring dengan terkoreksinya mata uang negara lain di kawasan Asia.

Mengutip Bloomberg, Senin (6/4/2020), rupiah dibuka di angka 16.450 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 16.430 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 16.450 per dolar AS hingga 16.500 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 19 persen.

Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 16.556 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.464 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi seiring pelemahan mata uang di kawasan Asia.

"Dalam hari Senin ini, kemungkinan rupiah masih akan melemah di level Rp16.400-Rp16.600 per dolar," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara, Senin (6/4/2020).

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Prediksi Pergerakan Rupiah Hari Ini

Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini dengan indeks saham seperti Nikkei dan Hang Seng bergerak positif, demikian juga indeks saham berjangka Amerika Serikat.

"Pasar seakan mencari alasan untuk rebound di tengah kondisi ekonomi yang masih belum kondusif," ujarnya.

Kali ini sentimen positif didorong karena data tingkat kematian akibat wabah menurun di beberapa negara pusat pandemi seperti AS, Italia, Spanyol, dan negara Eropa lainnya.

Data tersebut, lanjut Ariston, bisa diartikan bahwa masa puncak pandemi mungkin akan segera berlalu.

"Hari ini rupiah mungkin bisa turut menguat mengikuti sentimen positif pasar. Potensi rupiah di kisaran Rp16.300-Rp16.500 per dolar," kata Ariston.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya