Ditengah Corona, Buruh Harus Pandai Atur Keuangan

Sejumlah perusahaan mulai melakukan OHK sebagai dampak pelemahan ekonomi akibat virus corona

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2020, 14:15 WIB
Antrean calon penumpang saat menunggu KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/3/2020). Masuknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia belum mempengaruhi minat masyarakat untuk tetap bepergian menggunakan transportasi umum. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Peneliti Center Of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Pieter Abdullah mengatakan bahwa maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh sejumlah perusahaan di berbagai daerah merupakan pil pahit yang harus ditelan para pekerja ditengah wabah virus corona (Covid-19)

Sebab, banyak perusahaan terpaksa menghentikan aktivitas produksi karena lesuhnya perekonomian nasional akibat Covid-19

"Kan Tidak ada income atau pemasukan bagi perusahaan. Oleh karena itu, timbulnya PHK," kata Pieter kepada Merdeka.com pada Senin (6/4/2020).

Diakuinya PHK merupakan beban yang cukup berat bagi sejumlah pekerja Indonesia di saat Covid-19 berlangsung. Maka dari itu sejumlah perusahaan terpaksa melakukan PHK guna menjaga kelangsungan bisnisnya.

Beruntung pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan guna meminimalisir beban ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi corona, seperti rencana pemberian bantuan sosial, pembebasan tarif listrik bagi masyarakat bawah hingga keringanan pembayaran kredit.

 


Rencanakan Keuangan yang Lebih Baik

Penumpang Mass Rapid Transit (MRT) menggunakan cairan pembersih tangan saat berada di Stasiun Bundaran HI Jakarta, Selasa (3/3/2020). Penumpang dengan gejala demam tinggi dilarang masuk dan menggunakan MRT sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid 19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Oleh karena itu, ekonom senior tersebut berpesan bahwa seluruh lapisan masyarakat harus merencanakan keuangannya secara lebih baik, ditengah perlambatan ekonomi nasional akibat wabah virus corona.

"Semua pihak harus prihatin. Pengeluaran keuangan saat ini, tidak bisa berjalan normal," terang dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya