Di Tengah Pandemi Corona, Ekspor Produk Peternakan Justru Melonjak

Pada April 2020, beberapa perusahaan subsektor peternakan memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp 538,12 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2020, 14:30 WIB
Sejumlah burung walet berada di sarangnya di kota Myeik, Myanmar, Rabu (10/5). Permintaan sarang walet dari kalangan kelas menengah atas Tiongkok terus bertumbuh. (AFP Photo/ Ye Aung Thu)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja cemerlang ekspor peternakan oleh Kementerian Pertanian pada Januari hingga Februari 2020 mencapai Rp 1,7 triliun. Angka tersebut naik 30 persen dibandingkan ekspor pada periode yang sama di 2019 yang tercatat sebesar Rp 1,3 triliun.

"Karena kami (Ditjen PKH), terus berupaya untuk meningkatkan ekspor," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulis, Senin (6/4/2020).

Bahkan Ketut mengklaim pada April 2020 ini, terdapat beberapa perusahaan subsektor peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp 538,12 miliar.

"Diharapkan nilai ini akan terus meningkat sampai akhir bulan," lanjutnya.

Untuk itu pihaknya tak segan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang terus berupaya menggenjot kinerja ekspor. Seperti PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang akan ekspor pakan di bulan April 2020 ke Republik Demokratik Timor Leste masing-masing sebanyak 240 Ton dan 60 Ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp 1,57 miliar.

Tercatat juga ada PT Greenfields Indonesia yang akan mengekspor susu dan produk susu olahan ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 ton dengan nilai mencapai Rp 5,67 miliar.

Sementara PT Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor Hatching Egg ke Myanmar serta Day Old Chicken (DOC) ke RDTL sebanyak masing-masing 625.000 butir dan 18.000 ekor dengan total nilai mencapai Rp 3 miliar.

"Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian RI (Syahrul Yasin Limpo), kita akan terus mendorong dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang berencana akan ekspor produk peternakan," tandas Ketut.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Pengolahan

Sejumlah burung walet berada di sarangnya di kota Myeik, Myanmar, Rabu (10/5). Selain Myanmar, Indonesia juga mengalami peningkatan volume ekspor sarang burung walet ke Tiongkok. (AFP Photo/ Ye Aung Thu)

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menambahkan bahwa perusahan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, Cina, dan Australia sebanyak 780 kg dengan nilai sebesar Rp 24,96 miliar.

Fini juga menerangkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri Obat Hewan yang akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 Ton ke negara Cina, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya.

"Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai nantinya mencapai Rp 502,66 miliar,” ujarnya.

Di tengah pandemi global virus Corona, dirinya tidak memungkiri mengakibatkan beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar masuknya barang dan manusia dari atau ke negara mereka, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, sehingga membuat aktivitas perdagangan mengalami tekanan.

Namun, berkaca pada pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020 yang tetap untung ditambah rencana ekspor para pelaku usaha pada bulan April tersebut, pihaknya optimis bahwa kinerja ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Reporter: Sulaeman 

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya