Selandia Baru Yakin Jurus Pembatasan di Perbatasan Ampuh Lawan Corona COVID-19

Pembatasan di perbatasan Selandia Baru diyakini Direktur Jenderal Kesehatan, Dr. Ashley Bloomfield cukup kuat untuk penanganan Virus Corona COVID-19 di negaranya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Apr 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi Bendera Selandia Baru (AFP)

Liputan6.com, Wellington- Jurus pembatasan di perbatasan Selandia Baru diyakini Direktur Jenderal Kesehatan, Dr. Ashley Bloomfield cukup kuat untuk upaya penanganan Virus Corona COVID-19 di negaranya. Kendati demikian, bukan berarti tak memperhatikan hal yang membuat langkah itu lebih kuat.

Di perbatasan, dikatakan olehnya bahwa diterapkan serangkaian pertanyaan yang sangat ketat. Guna mengetahui riwayat bepergian seseorang, dan apakah mereka telah diuji, serta gejala terpapar Corona COVID-19 yang dimilki.

Prosedur karantina dan tes juga tersedia untuk siapa pun dengan sedikit gejala terinfeksi SARS-CoV-2. Mereka yang tak memiliki rencana tepat untuk isolasi diri juga disediakan akomodasi dalam pengawasan.

"Ada proses yang sangat ketat di perbatasan dan lebih sedikit orang datang melaluinya, bukan berarti kita tidak memperhatikan bagaimana menjadikan langkah itu lebih kuat atau lebih baik," kata Direktur Jenderal Kesehatan di Kementerian Kesehatan Selandia Baru itu. 

Pernyataan Dr. Ashley Bloomfield tersebut mengemuka saat jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Selandia Baru terus meningkat.

Pada Minggu, 5 April, kasus Virus Corona COVID-19 di Selandia Baru dipastikan telah melampaui 1.000, demikian seperti dikutip dari TVNZ: 1 News, Senin, (6/4/2020). 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Hasil Penghitungan Model Lebih Besar

Ilustrasi Bendera Selandia Baru (AFP Photo)

Hasil pemodelan menunjukkan pertumbuhan eksponensial dalam jumlah kasus positif Virus Corona COVID-19 jika Selandia Baru tidak melakukan apa-apa, atau hanya menerapkan upaya ringan sebelum lockdown. Data tersebut melaporkan sekitar 4.000 kasus, empat kali lipat dari saat ini.

Tetapi pertumbuhan itu dikatakan belum terlihat oleh Dr. Ashley Bloomfield. 

"Yang pasti kita lihat adalah jumlah kasusnya setiap hari. Tidak sama, tetapi kurang atau lebihnya sekitar itu," kata Dr. Ashley Bloomfield.

Dr. Ashley Bloomfield juga mengatakan bahwa "Hal yang menggembirakan adalah bahwa jumlah ini tetap hampir sama meskipun pengujian kami telah meningkat banyak selama sekitar seminggu terakhir."

"Ini jelas merupakan hasil dari tindakan lockdown dan hal-hal yang telah kami tempatkan sebelum lockdown penuh," tutur Dr. Ashley Bloomfield. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya