Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service menilai pemerintah RI terlambat dalam merespons penyebaran virus Corona (Covid-19) dibanding negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Hal itu membuat dampak wabah Corona terhadap perekonomian Indonesia menjadi sangat terasa.
Seperti Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang diprediksi akan mencapai titik terendahnya usai krisis keuangan pada periode 1998-1999 akibat wabah virus Corona.
Advertisement
"Meskipun tumbuh moderat di kuartal pertama, penutupan sebagian wilayah di Jakarta dan kawasan Jawa lainnya yang menjadi pusat kegiatan ekonomi di Indonesia, itu mengindikasikan perlambatan ekonomi akan cepat meluas," kata VP Senior Analyst Moody's Anushka Shah dalam laporan tertulisnya, Senin (6/4/2020).
Anushka Shah menyatakan, pihaknya memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3 persen pada tahun ini, dan akan kembali membaik menjadi 4,3 persen pada 2021.
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar (Amerika Serikat) juga telah terdepresiasi 20 persen sejak Februari lalu dampak Covid-19, dan lonjakan imbal hasil obligasi akan berdampak meluas, terlebih jika berkepanjangan," bebernya.
Investasi Melambat
Lebih jauh, ia mengukur investasi asing yang masuk ke Indonesia akan mengalami perlambatan. Terlebih banyak proyek infrastruktur milik pemerintah yang didanai oleh China akan menghadapi gangguan, dan akan diikuti investasi di sektor swasta.
Namun, ia mengapresiasi berbagai kebijakan baru yang membatasi perluasan dampak terhadap ekonomi dan pasar finansial sebagai langkah yang cukup terkoordinasi.
"Kendati begitu, dan serupa dengan pemerintah negara lainnya, Moody's berharap langkah Pemerintah Indonesia dapat menjadi penyangga terbaik dalam guncangan ini," ujar dia
Advertisement