WHO: Prioritaskan Masker Medis untuk Petugas Kesehatan Virus Corona COVID-19

Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan bahwa penggunaan masker medis hanya untuk petugas kesehatan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Apr 2020, 12:00 WIB
ilustrasi memakai masker medis (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jenewa - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus mengawatirkan penggunaan massal masker medis oleh masyarakat umum di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan masker medis dapat memperburuk kekurangan alat pelindung diri (APD) petugas kesehatan yang paling membutuhkannya. 

Ia mengatakan, "masker medis harus diprioritaskan bagi petugas kesehatan di garis depan."

Melansir laman resmi PBB, Selasa (7/4/2020), Tedros mengatakan, WHO telah mengevaluasi penggunaan masker medis dan nonmedis untuk Virus Corona COVID-19 secara lebih luas. "WHO mengeluarkan panduan dan kriteria untuk mendukung negara dalam membuat keputusan itu," kata Tedros.

"Sebagai contoh, negara dapat mempertimbangkan untuk menggunakan masker di masyarakat di mana tindakan lain seperti mencuci tangan dan menjaga jarak fisik lebih sulit dicapai karena kurangnya air atau kondisi kehidupan yang sempit," jelasnya. 

Tedros menambahkan, "Yang jelas adalah bahwa ada penelitian terbatas di bidang ini. Kami mendorong negara-negara yang mempertimbangkan penggunaan masker untuk populasi umum untuk mempelajari efektivitasnya. Jadi kita semua bisa belajar."

Dia menegaskan, yang paling penting, masker hanya boleh digunakan sebagai bagian dari paket intervensi yang komprehensif. "Tidak ada jawaban hitam atau putih dan tidak ada peluru perak."

Menurutnya, masalah perdebatan penggunaan masker tergantung pada kondisi dan kebijakan di masing-masing negara, tidak ada yang bisa dikatakan benar sepenuhnya maupun salah sepenuhnya. 

Maria Van Kerkhove, epidemologis dari WHO mengatakan, alur utama penularan terjadi pada individu yang menunjukkan gejala. 

"Ada kemungkinan orang dapat mentransmisikan dalam beberapa hari sebelum mereka mengalami gejala simtomatik atau dalam fase presimptomatik. Ada beberapa penelitian yang telah keluar dan kami belajar tentang ini saat kami dalam misi di China pada bulan Januari dan awal Februari," ujarnya. 

Dia menambahkan, "Namun, sangat penting untuk mengetahui bahwa bahkan jika Anda menunjukkan gejala atau bahkan jika Anda tidak memiliki gejala yang dikenali, Anda masih dapat menularkan melalui tetesan. Anda masih memiliki partikel-partikel infeksius yang keluar dari tubuh Anda, keluar dari hidung dan mulut Anda."

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Rasisme Memperburuk Keadaan

Ilustrasi Penggunaan Masker Credit: pexels.com/AnnaShevts

Micheal Ryan, Direktur Eksekutif WHO mengatakan, "memiliki COVID-19 bukanlah kesalahan siapa pun. Setiap kasus adalah korban dan setiap kasus perlu diperlakukan dengan sensitivitas, seperti petugas kesehatan yang merawat mereka. Jadi sangat penting bahwa kita tidak membuat profil COVID -19 sepanjang ras, sepanjang agama, di sepanjang garis etnis. Ini tidak membantu."

Selain itu, Tedros pun menanggapi gagasan sejumlah ilmuwan yang berinisiatif untuk menguji vaksin di Afrika.

"Jujur, saya sangat terkejut dan itu adalah waktu ketika saya mengatakan bahwa kami membutuhkan solidaritas, pernyataan rasis semacam ini, sebenarnya tidak akan membantu. Itu bertentangan dengan solidaritas," katanya. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya