Harimau Nadia Positif COVID-19, Kebun Binatang AS Tak Lakukan Tes di Laboratorium Manusia

Pihak kebun binatang menyebut bahwa pengujian sampel dari harimau terinfeksi COVID-19 tak dilakukan di laboratorium yang sama dengan tes manusia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Apr 2020, 13:00 WIB
Harimau Malaya bernama Nadia terlihat di Kebun Binatang Bronx, New York City, Amerika Serikat, Minggu (5/4/2020). Belum diketahui bagaimana virus corona COVID-19 dapat menginfeksi harimau berusia 4 tahun tersebut. (JULIE LARSEN MAHER/Wildlife Conservation Society/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kebun Binatang Bronx di Amerika Serikat mengumumkan seekor harimau bernama Nadia yang positif terinfeksi virus corona penyebab COVID-19 usai adanya gejala gangguan pernapasan padanya dan beberapa hewan lain.

Terkait hal ini, pihak kebun binatang mengatakan bahwa cara pengujian sampel yang dilakukan pada harimau Malaya ini berbeda dengan manusia.

"Pengujian COVID-19 yang dilakukan pada harimau Malaya kami, Nadia, dilakukan di laboratorium sekolah kedokteran hewan dan bukan tes yang sama digunakan pada orang-orang," kata Dr. Paul Calle, kepada dokter hewan di kebun binatang tersebut seperti dilansir dari New York Post pada Selasa (7/4/2020).

Calle mengatakan, sampel dari manusia tidak dapat dikirimkan ke laboratorium dokter hewan. Begitu pun pula sebaliknya.

"Sehingga, tidak ada kompetisi dalam pengujian di antara situasi yang sangat berbeda ini," ujarnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


CDC Sebut Belum ada Bukti Penularan dari Hewan ke Manusia

Gambar yang dirilis pada 29 Juli 2019, harimau Sumatera, Kartika dengan satu dari tiga anaknya yang berumur tujuh bulan, di Kebun Binatang Taronga, Sydney. Ada sekitar 380 harimau Sumatera di alam liar saat ini dan merupakan salah satu satwa yang terancam punah. (RICK STEVENS/ARONGA ZOO/AFP)

Ditemukannya infeksi virus corona pada harimau di AS sempat membuat dunia maya heboh. Salah satunya terkait kekhawatiran penularan ke hewan dari manusia serta sebaliknya.

Sejauh ini, belum ada bukti virus corona bisa menular dari hewan ke manusia selain kasus awal wabah di Wuhan, Tiongkok yang berasal dari kelelawar yang dikonsumsi manusia.

Centers for Disease and Control Prevention di AS menyatakan bahwa mereka tahu ada beberapa laporan kasus COVID-19 pada hewan peliharaan yang terjangkit dari pemiliknya. Namun, mereka belum menerima temuan kasus semacam ini di AS.

"Hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan virus ke orang-orang," kata CDC seperti dikutip dari NPR.

Namun, CDC tetap merekomendasikan orang yang sakit untuk tetap membatasi jaraknya dengan hewan peliharaan mereka dan meminta bantuan orang lain untuk perawatannya sehari-hari. Sementara jika sehat, seseorang tetap wajib melakukan praktik pola hidup bersih dan sehat saat menangani hewan-hewan tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya