Kementan Apresiasi Keberhasilan Panen Raya Lahan Cetak Baru di Muna

Meski produktivitasnya masih tergolong rendah, tetapi petani merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan berusaha untuk meningkatkan produksi pada musim tanam berikutnya.

oleh stella maris pada 07 Apr 2020, 17:23 WIB
Ilustrasi panen raya

Liputan6.com, Jakarta Para petani di berbagai daerah di Indonesia melakukan panen raya. Salah satunya termasuk di Desa Bente, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Panen raya itu dilakukan di lokasi cetak sawah baru. 

"Panen raya di Desa Bente ini dilaksanakan dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Salena I dan kelompok tani Salena II seluas 67 Ha dari hamparan 100 Ha dengan tingkat produktivitas 3.8 ton/Ha GKP," ujar Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa Bente, La Ode Lambela.

Dari luas lahan cetak sawah pada 2019 yang termanfaatkan sekitar 98 Ha. Sementara 11 Ha panen pada Desember 2019 dan kini memasuki Musim Tanam (MT) kedua, dengan umur tanaman sekitar 30 HST.

Meskipun produktivitasnya masih tergolong rendah, tetapi petani merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan berusaha untuk meningkatkan produksi pada MT berikutnya.

"Sekitar 20 Ha mengalami gagal panen, karena kondisi lahan yang belum terkoneksi dengan jaringan irigasi," ungkapnya.

Untuk meningkatakan IP dan koneksi irigasi pada lahan sawah tersebut, melalui Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2020 Dinas PUPR Kabupaten Muna telah mengalokasikan anggaran pembanguan jaringan irigasi pada lokasi cetak sawah baru.

"Sawah yang puso akibat tidak terairi dengan baik, dan bersama petani setempat merintis jaringan irigasi tersier ke lokasi sawah, agar MT berikutnya dapat terkoneksi dengan jaringan irigasi," jelas La Ode Lambela.

Ditambahkannya, petani sawah langsung menjual hasil panen dalam bentuk GKP ke petani pebisnis yang juga menangani penggilingan padi. Petani pebisnis ini merupakan binaan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TTHP) Kabupaten Muna sebagai cikal bakal tumbuhnya koorporasi petani.

 


Harga Jual Layak

Kepala Dinas TPHP Muna, La Ode Anwar Agigi mengatakan, petani pebisnis adalah mereka yang berprofesi sebagai petani dan juga terlibat dalam penagananan pasca panen dan pemasaran padi.

"Kami juga akan menfasilitasi dengan peralatan pasca panen dan memudahkan akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR)," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, pihaknya akan mendorong peningkatan IP minimal dua kali dalam setahun. Yaitu dengan mengoptimalkan semua sumber-sumber air yang ada dan mamastikan ketersediaan sarana produksi (benih, pupuk) tepat waktu dan kehadiran penyuluh pendamping.

Selain di lokasi cetak sawah baru (2019), pada April ini memasuki masa panen padi sawah dan padi ladang pada beberapa lokasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Muna.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi covid-19.

"Saat ini mulai masa panen raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya," ujar Mentan SYL.

Membicarakan pertanian, Menurut Mentan SYL, adalah berbicara soal lapangan. Bagaimana mempersiapkan bibit dan benih yang baik, budidaya yang tepat, manajemen air yang efektif dan efisien, karena dengan itu semua produktivitas akan meningkat.

“Ini adalah bagian dari konsolidasi, tekad dan kemauan kita agar besok kita siap kerja lebih baik dan terarah,” kata Mentan SYL.

 


Manfaatkan Alsintan

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy berharap setelah panen segera ditanami kembali. Diharapkan produksi juga semakin meningkat. Sehingga, Muna jadi lumbung padi.

“Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) semaksimal mungin. Baik itu pompa, rice transplater , Traktor Roda 4 dan sebagainya jangan sampai tidak dipakai.

“Tolong bantuan Alsintan dimanfaatkan betul. Jangan sampai tidak dimanfaatkan bahkan ada yang dijual. Kita sedang inventarisir penggunaannya. Bila diketahui tidak dipakai, maka akan ditarik kembali,” sebutnya.

Begitu juga dengan jaringan irigasi atau embung, Sarwo Edhy mempersilakan Dinas mengajukan bila dibutuhkan. Menurutnya, kunci utama pertanian adalah ketersediaan air.

“Beberapa waktu lalu Saya cek irigasi dan embung di beberapa daerah. Bantuan pemerintah pusat juga , Alhamdulillah sangat bermanfaat dapat mengairi persawahan begitu luas,” ungkap Sarwo Edhy.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya