Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona COVID-19 yang melanda dunia menginspirasi sebuah perusahaan perhiasan medis di Kostroma, Rusia, untuk menciptakan liontin corona COVID-19.
Perusahaan bernama Dr Vorobev mencuri perhatian karena membuat liontin perak murni berbentuk virus corona COVID-19 yang telah dijual sejak awal pandemi berlangsung.
Baca Juga
Advertisement
Dijual secara online seharga 1.000 rubel atau 13 dolar atau sekitar Rp213 ribu, liontin ini jadi perhiasan yang sangat kontroversial di media sosial Rusia, seperti dilansir dari Oddity Central, Selasa, 7 April 2020.
Sementara beberapa orang yang telah membelinya dan mengunggah potret diri mereka saat mengenakannya di akun Instagram dan VK mereka, yang lain mengkritik perusahaan karena mencoba menghasilkan uang dari krisis kesehatan global yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa di seluruh dunia.
Pavel Vorobyov, pendiri Dr. Vorobev, menegaskan bahwa liontin itu adalah tanda dukungan bagi para profesional kesehatan, tapi bukan cara untuk mengeksploitasi krisis saat ini.
"Tujuan dan misi kami dengan proyek ini adalah untuk mendukung para dokter kami," kata Vorobyov kepada stasiun radio Rusia Govorit Moskva. "Ini bisa menjadi jimat atau semacam jimat bagi mereka, simbol kemenangan atas virus," imbuhnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Banyak Dibeli
Vorobyov mengungkapkan bahwa pengikutnya di media sosial adalah orang-orang terhormat. Dokter dan orang-orang yang memiliki hubungan dengan obat-obatan tambahan perhiasan itu.
Dia juga mengklaim bahwa banyak pasien yang didiagnosis positif corona membeli liontin sebagai hadiah untuk para dokter yang menyelamatkan hidup mereka.
Vorobev rupanya melihat peluang itu sejak awal, mulai mengerjakannya segera setelah gambar mikroskopis dari virus corona baru tersedia, sebelum ada orang di Rusia yang pernah mendengarnya.
Sebagai merek perhiasan medis yang juga menciptakan perhiasan berbentuk seperti DNA double helixes, dan organ seperti hati dan paru-paru, Vorobev menganggap keputusannya untuk membuat liontin berbentuk virus “alami”.
"Orang-orang mulai membelinya, memposting produk di halaman media sosial mereka," Pavel Vorobev, pendiri perusahaan, mengatakan kepada Reuters, seperti dikutip Oddity Central. “Tidak peduli betapa sedihnya itu, itu telah menjadi tren. Ini memiliki efek viral, ” tambahnya.
Vorobev mengklaim telah menjual lebih dari 1.000 liontin virus corona di seluruh dunia. Dia segera membuat liontin itu secara massal karena banyaknya pesanan. Perusahaan juga berencana untuk mulai menawarkan bros berbentuk sangkar virus kepada dokter yang bekerja untuk memperlambat penyebaran wabah corona Covid-19.
Advertisement