Viral Cerita Wilandini Diserbu Orderan Fiktif Ojek Online hingga Rp 2,4 Juta

Wilandini sempat melapor ke pihak Grab setelah order tersampaikan, namun pesanan fiktif terus datang hingga malam hari.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 08 Apr 2020, 19:12 WIB
Pengemudi ojek online membawa barang pesanan di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Hal tersebut berdasarkan Permenkes Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Disaat orderan ojek daring tengah sepi, ternyata masih ada saja tangan-tangan jahat membuat orderan fiktif hingga ratusan ribu rupiah kepada satu pengemudi ojol.

Namun di Ciledug, Kota Tangerang, bukan hanya satu pengemudi ojol, melainkan sampai 11 orang pengemudi ojol yang kena tipu orderan fiktif mengantarkan makanan.

Kesebelas pengemudi Grabfood ini, menerima orderan dari satu nama akun, yakni 'Alohot' dan menyerbu ke rumah Wilandini atau Mayang. Ke semua orderan pun harus dibayar cash bukan melalui aplikasi.

Wilandini pun menceritakan kisahnya yang terjadi pada Selasa, 7/4/2020 sore. Sekitar jam 16.00 wib, datang seorang pengemudi Grab mengantatkan pesanan KFC senilai Rl 250 ribu. 

"Abis ashar itu datang satu grab nganter KFC dia bilang ke Alohot, orang rumah masih mikir orang kos-kosan yang salah save alamat nomer," katanya. 

Lalu, dia membayar pesanan tersebut senilai Rp 250.000 karena pemesan makanan itu mencantumkan nomor alamat sesuai dengan alamat tempat tinggalnya. Pada antaran pertama tidak ada kecurigaan akan ada orderan lainnya.

Namun berselang beberapa menit, Grabfood yang mengantarkan sebuah pesanan burger kembali datang.

"Tiba-tiba ada kakak saya bilang, ada lagi Burger King, sama dipesan jam 15 dengan jumlah (harga) segitu sama-sama (menggunakan akun Alohot)," katanya.

Saat pesanan kedua tersebut, mulai timbul kecurigaan dia sedang ditipu oleh entah siapa namun masih belum melapor ke pihak Grab. Berselang 1,5 jam, kembali datang dua orang rider Grabfood dengan membawa pesanan makanan Hokben

"Tiba-tiba datang 17.30 itu Hokben, langsung mikir kita dikerjain orang," katanya.

Setelah itu Wilandini langsung melapor ke Grabfood untuk ditindak. Namun karena prosedur yang dinilai cukup memakan waktu, Mayang akhirnya menunda dan memilih untuk mengunggah kejadian tersebut di sosial media.

Bukannya malah terhenti, pesanan fiktif tersebut terus-menerus berulang hingga pukul 23.00 WIB dengan total 11 pesanan makanan. Hingga tanpa disadari, total sudah Rp 2.4 juta keluar untuk membayar orderan fiktif itu.

Menurutnya, saat orderan pertama sampai keempat, oleh keluarganya pesanan makanan tersebut diambil, sebagian lagi diberikan ke pengemudi ojol, dan tetap dibayarkan. "Makanannya kan banyak banget, enggak mungkin habis semua, jadi kita kasih drivernya juga," ungkapnya.

Kemudian pesanan ke lima dan keenam yang datang, diberikan semua ke driver dengan Wilandini masih membayar penuh. Dengan catatan, ketika order fiktif tersebut digantikan oleh Grab, maka uang yang diberinya, akan digantikan.

"Uang yang saya ganti untuk nalangin sebelum diganti Grab. Cuman asas kepercayaan saja, karena saya tidak bisa nuduh dia jahat sama saya. Saya ngerasa lebih jahat kalau nggak ganti uangnya rider karena mereka kan harian," katanya.

Setelah viral di media sosial, dengan akun Instagramnya, pihak Grab kemudian menghubunginya. Grab meminta agar Wilandini tidak memberikan bayaran kepada rider dan bayaran akan diganti oleh pihak Grab.

Namun Wilandini tak sampai hati, dia memilih untuk memberikan uang tersebut ke driver Grabfood lantaran kasihan harus membeli makanan senilai ratusan ribu rupiah, padahal mereka juga termasuk korban dari penipuan tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sebagian Diganti Grab

Sejumlah pengemudi ojek online beristirahat di sebuah halte di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), layanan ojek online (ojol) akan dilarang mengangkut penumpang dan hanya dibolehkan untuk antar barang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Wilandini mengatakan pihak Grab sudah mengembalikan sebagian uangnya yang digunakan untuk menjadi dana talangan driver Grabfood tersebut.

"Barusan aja Grab reimburse (membayar kembali) uangnya ke saya walapun belum semuanya, sekitar Rp 1,9 juta," kata dia.

Dia berharap tidak ada lagi order fiktif yang membuat kerugian pihak driver maupun dari pihak orang lain seperti dirinya. 

"Ada satu driver yang enggak mau diganti uangnya, katanya makanannya mau dia kasih ke rumah Panti Asuhan. Dia ngotot enggak mau diganti," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya