Liputan6.com, Sikka - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur akhirnya menerapkan karantina terpusat terhadap penumpang KM Lambelu asal Kabupaten Sikka. Mereka ditempatkan di dua lokasi karantina berbeda.
Satu gedung karantina adalah Gedung Sikka Convention Center (SCC). Adapun lainnya dikarantina di rumah jabatan Bupati Sikka.
Pantauan Liputan6.com, Rabu sore (8/4/2020), dua lokasi yang dijadikan tempat karantina terpusat bagi penumpang KM Lambelu asal Kabupaten Sikka itu dijaga ketat. Penjagaan dilakukan oleh pasukan gabungan polisi dan TNI.
Baca Juga
Advertisement
Langkah ini dilakukan demi menjaga keselamatan orang banyak, terutama warga Kabupaten Sikka. Yang diizinkan masuk hanya petugas kesehatan, petugas yang menyemprot cairan disinfekan di dalam ruangan karantina dan petugas pengantar makanan.
Keluarga yang ingin menjenguk para penumpang tidak izinkan masuk oleh aparat keamanan. Penjagaan ketat akan dilakukan dalam jangka 14 hari ke depan, hingga masa karantina berakhir.
Berdasarkan informasi yang diperoleh jumlah penumpang yang turun di pelabuhan Lorens Say maumere 238 orang dan saat ini sudah berkurang. Pasalnya pasien asal kabupaten lain sudah dijemput oleh pemkab masing-masing,
Data Posko Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sikka, penumpang yang ditampung di gedung SCC dan tenda di depan gedung sebanyak 176 orang yang terdiri dari 133 warga kabupaten Sikka, 17 asal Flores Timur, 22 warga Ende, satu orang asal Bajawa, dua Nagekeo dan satu lainnya dari Manggarai Timur.
Penumpang KM Lambelu yang ditampung di aula rumah jabatan bupati sebanyak 40 orang perempuan. Dari jumlah tersebut terdapat seorang ibu hamil, 34 dewasa dan lima anak-anak.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Pembatasan Jumlah Penumpang Kapal
Penumpang yang berasal dari beberapa kabupaten sudah dijemput oleh masing-masing pemerintah daerah sejak Rabu pagi hingga sore. Mereka akan dikarantina di masing-masing daerah
Bupati Sikka Fansiskus Roberto Diogo mengatakan para penumpang yang berada di dua lokasi karantina terpusat itu sedang diperiksa kesehatannya. Hasilnya akan dilaporkan secepatnya.
"Memang terdata ada beberapa orang yang sakit seperti sakit orang tua, struk, OGDJ semuanya kita sudah lakukan sesuai dengan prosedur," katanya.
Menurut dia, prosedur itu merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai pimpinan daerah. Dia pun siap melaksanakan upaya penanggulangan wabah Covid 19 di daerahnya.
"Terhadap KM Lambelu ini sebenarnya sudah kita ingatkan, dan sudah kita surati berdasarkan informasi dari posko Nunukan provinsi Kalimantan utara, bahwa ada empat penumpang terduga positif Covid-19 yang ikut berlayar di bawah 14 hari. Sehingga itu, kita terus mengingatkan untuk berhati-hati," ucapnya.
Lantaran risiko yang besar itu, Pemkab Sikka harus menerapkan karantina terpusat. Keberadaan karantina ini pun sudah dilaporkan kepada Gubernur NTT dan ketua tim Covid 19 tingkat nasional.
"Dan akan disalurkan bantuan-bantuan untuk posko gugus tugas Covid-19 Kabupaten Sikka," ujarnya.
Dia juga menyampaikan, sesui dengan keputusan Kementerian Kesehatann terkait pembatasan dan penjarakan fisik jumlah penumpang semua moda transportasi harus dibatasi.
"Kalau datang lagi ratusan orang, sebutnya kabupaten Sikka akan menyerah, karena tidak mungkin untuk menghadapi ini. Boleh datang penumpang lagi tetapi paling tidak 15 hari lagi sehingga kita bisa menyelesaikan dulu karantina terpusat saat ini, tapi jumlahnya tidak boleh melebihi 100 orang," dia menegaskan.
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari arahan dari Kementerian Kesehatan yang diberi nama pembatasan moda transportasi.
Advertisement
Teka-Teki Jumlah Penumpang KM Lambelu
Fransiskus Roberto Diogo juga menyatakan kecewa lantaran tidak ada kepastian jumlah penumpang KM Lambelu yang dilaporkan kepada Pemkab Sikka. Kapal milik Pelni itu pada awalnya melaporkan jumlah penumpang 233 orang.
Akan tetapi, angka ini kemudian berubah menjadi 238 dan kembali berubah pada malam harinya menjadi sebanyak 246 orang.
“Saya sedikit kecewa dengan KM. Lambelu dan PT. Pelni karena informasinya tidak jelas. Manifes penumpang dengan fakta yang ditemukan sangat berbeda,” ucapnya.
Menurut dia, dari data tiket terlihat ada praktek penjualan tiket gelap. Pasalnya, setelah didata jumlah tiket penumpang hanya sebanyak 216. Akibatnya, ada penumpang yang tak terdata.
Dia meminta agar Pelni tidak main-main. Sebab penumpang yang terkait virus Corona bukan penumpang biasa sehingga datanya harus jelas agar bisa ditangani dengan baik saat tiba.
“Saya minta petugas Pelni harus jujur kalau mau mengangkut penumpang. Mereka ini bukan barang tapi manusia sehingga harus dilakukan pendataan secara jelas,” dia menegaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Baca Juga
Survei LSI di Kabupaten Sikka: Juventus-Simon 36,4%, Suitbertus-Ray 24,4%, Diogo-Wodon 13,9%, Mekeng-Alfridus 6,1%
Masyarakat Adat NTT Gelar Ritual Sakral 'Tito Bado Odong Gahu' Minta Perlindungan Leluhur dari Amuk Murka Gunung Lewotobi
Aktivitas Meningkat, Gunung Rokatenda di Sikka NTT Naik Status Jadi Waspada