Alumni Harvard Khawatir Mudik Bisa Sebar Corona COVID-19 ke Seluruh Indonesia

Alumni Harvard di Indonesia cemas mudik malah menyebarkan Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Apr 2021, 09:55 WIB
Kendaraan yang didominasi pemudik melintasi Jalan Tol Cipali di kawasan Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (8/7). Diberlakukannya sistem satu arah atau one way menyebabkan jalur Trans Jawa dari arah Palimanan menuju Cikampek ramai lancar pada H+3 Lebaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar kesehatan Indonesia lulusan Universitas Harvard khawatir mudik tahun ini malah menyebar Virus Corona COVID-19 ke berbagai daerah. Ini terutama mengkhawatirkan bila fasilitas kesehatan daerah itu masih kekurangan.

Pemerintah saat ini tidak memberikan larangan mudik, melainkan hanya imbauan semata. Bila melihat data 2019, Kementerian Perhubungan memperkirakan 23 juta orang pergi mudik dengan hampir 15 juta pemudik berasal dari Jabodetabek.

Seperti diketahui, Jabodetabek merupakan zona rawan Virus Corona jenis baru. Bila banyak yang mudik, maka ada potensi virus ini ikut menyebar ke daerah seluruh Indonesia, apalagi virus ini bisa menjangkit dan menular tanpa menunjukan gejala.

"Di Indonesia, kita memiliki lebih dari 17 kepuluauan dengan 8.000 pulau yang ditinggali, tetapi saat pandemi ini dimulai, pengujian hanya tersedia di ibu kota," ujar pakar kesehatan Monica Nirmala kepada Forbes, seperti dikutip pada Kamis (9/4/2020).

Monica turut ragu dengan kebijakan pemerintah pusat yang hanya menyuruh pemudik untuk karantina. Pasalnya, aturan itu mudah dilanggar.

"Mereka akan menyarankan karantina diri selama 14 hari, tetapi masyarakat bisa dengan mudah melanggarnya dan berjalan-jalan ke pasar," ujar Monica yang baru menyelesaikan S2 jurusan kesehatan masyarakat di Universitas Harvard.

Hal lain yang membuat Monica cemas adalah nasib masyarakat adat. Sebagai dokter, Monica aktif di daerah Kalimantan Barat, dan ia khawatir masyarakat yang berada di daerah malah bisa ikut terdampak Virus Corona akibat mudik.

Monica Nirmala belajar di Harvard T.H. Chan School of Public Health. Di tempat itu pula ilmuwan Marc Lipsitch mengabdi sebagai pakar penyakit.

Marc Lipsitch sempat mencemaskan status Indonesia yang tak ada laporan Virus Corona. Komentar Lipsitch malah disambut pedas oleh kabinet Joko Widodo.

Pekan lalu, Indonesia dilaporkan punya tingkat kematian tertinggi di Asia akibat Virus Corona jenis baru. Jumlah kasus saat ini hampir tiga ribu orang, dan akhirnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menerbitkan surat utang terbesar sepanjang sejarah sebesar US$ 4,3 miliar akibat dampak virus ini.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Arah Kebijakan Mudik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Pemerintah resmi tidak melarang mudik pada Lebaran 2020. Namun, pemerintah juga meminta agar masyarakat tidak mudik, para PNS pun dilarang mudik.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan berkata kebijakan tidak melarang mudik berasal dari Presiden Joko Widodo. Alasan yang dipakai cukup populis, yakni agar rakyat tidak makin susah. 

"Intinya tuh begini, Presiden selalu berpikiran begini, orang susah itu jangan ditambahin susah lagi, gitu," ungkap Luhut pada 31 Maret lalu. 

Beberapa hari kemudian, Luhut berkata tidak ada larangan mudik sebab masyarakat pasti tetap akan mudik. Meski demikian, dia mengakui mudik bisa berbahaya. 

"Pertimbangan utamanya, orang kalau dilarang pun mau mudik saja. Jadi kami imbau kesadaran bahwa kalau Anda mudik pasti bawa penyakit," ujar Luhut saat video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi pada 2 April lalu. 

"Hampir pasti bawa penyakit. Kalau bawa penyakit, di daerah bisa meninggal, bisa keluargamu. Makanya kami anjurkan tidak mudik," sambungnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya