Pendemi Corona, Pelaut Indonesia di Luar Negeri Harus dapat Perhatian

Pandemi Corona yang mewabah di hampir seluruh negara di dunia membuat pergerakan manusia terbatas, termasuk para pelaut.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Apr 2020, 13:31 WIB
19 anak buah kapal (ABK) berhasil diringkus karena ketahuan menangkap ikan jenis tuna dan cakalang.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona yang mewabah di hampir seluruh negara di dunia membuat pergerakan manusia terbatas, termasuk para pelaut yang terbiasa berlabuh dan berlayar dari satu pulau ke pulau lain.

Hingga saat ini saja, kondisi pelaut Indonesia, terutama yang berlayar ke luar negeri, terkatung-katung gegara pelabuhan di berbagai negara sudah mengeluarkan perintah agar pelaut tidak boleh turun dari kapal. Namun Direktur Eksekutif The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menganggap, sepertinya hal tersebut luput dari perhatian pemerintah.

"Sekarang ini di berbagai negara pelabuhan sudah mengeluarkan perintah agar pelaut tidak boleh turun dari kapal. Itu tentu sangat menyulitkan pelaut. Ancaman yang paling nyata dialami pelaut tentunya secara psikologis. Mereka bisa stress," ujar Siswanto dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis (9/4/2020).

Siswanto mengungkapkan, tidak ada jaminan keselamatan para pelaut bisa aman dan terhindar dari virus Corona kendati mereka tetap berada di atas kapal. Ia mengacu kepada awak USS Theodore Roosevelt yang sudah memiliki standar kesehatan tingkat tinggi namun masih ada yang terpapar Corona.

Wabah Corona membuat pelaut bekerja di bawah tekanan yang makin berat. Kendati insentif yang diterimanya besar ketika bekerja di luar negeri, tetapi tidak menutup kemungkinan gaji mereka dipotong oleh perusahaan tempat bekerja.

Oleh karenanya, Namarin meminta agar Kementerian Perhubungan dan Kementerian Ketenagakerjaan melakukan pendataan konkret mengenai jumlah pelaut Indonesia yang bekerja di luar negeri.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Pendataan

Kru yang dilepaskan kelompok Abu Sayyaf akan tiba di dermaga Samarinda Jumat sore.

Setelah didata, selanjutnya pemerintah harus memberi perhatian kepada para pelaut Indonesia itu, apapun bentuknya. Dengan perhatian ini pemerintah dinilai menghargai keberadaan pelaut yang telah mengalirkan devisa ke tanah air dalam nilai besar.

"Kalau dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sudah banyak yang memperhatikan, tapi kalau pelaut siapa? Padahal pelaut kan juga pahlawan di tengah wabah Covid-19 ini. Mereka harus dibantu, karena saat ini mereka mengalami kesulitan karena ketatnya peraturan di pelabuhan luar negeri," ujarnya.

“Sekarang semua ekonomi dunia pada melorot, termasuk perusahaan-perusahaan pelayaran yang banyak mempekerjakan pelaut Indonesia,” tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya