Pimpinan WHO Mengaku Dapat Ancaman Pembunuhan Selama Tangani Pandemi Covid-19

Direktur Jenderal WHO juga meminta agar pandemi virus corona Covid-19 tidak dipolitisasi.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 09 Apr 2020, 17:00 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Tedros Adhanom Ghebreyesusm, menjadi sosok sentral dalam upaya organisasi kesehatan dunia (WHO) menangani pandemi virus Corona Covid-19. Namanya pun kian populer belakangan ini.

Namun kegigihan dalam menjalankan tugasnya sebagai direktur jenderal WHO dalam memerangi Covid-19,  tidak melulu menuai pujian. Sebaliknya, pria asal Ethopia itu mengaku menerima, ancaman dan hinaan, hingga pelecehan rasial dari orang-orang yang tidak sejalan dengannya. 

"Saya beritahu, serangan personal telah berlangsung selama lebih dari dua tau tiga bulan, termasuk penghinaan dan komentar bernada rasial, dan banyak yang lainnya," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesusm dalam jumpa pers di Jenewa, Rabu (8/4/2020) seperti dilansir dari Marca.

"Untuk kali pertama saya akan mengumumkan ini kepada publik, bahkan ancaman pembunuhan." 

"Kita tidak bisa menoleransi itu, tapi saya tidak ambil pusing juga selama saya pribadi yang dihina atau diserang secara rasial, saya tidak perduli karena saya sangat bangga menjadi kulit hitam," katanya.

 


Taiwan Membantah

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena virus tersebut telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Seperti dilaporkan The Washington Post, tudingan itu diarahkan Tedros kepada Taiwan. Mantan menteri kesehatan dan luar negeri Ethopia itu menuduh kementerian luar negeri Taiwan terlibat dalam kampanye negatif terhadap dirinya selama berbulan-bulan. Dan sejak virus corona Covid-19 mulai merebak di dunia, serangan yang dilancarkan kepadanya semakin bersifat personal.

"Serangan-serangan ini datang dari Taiwan," katanya.

"Mereka bahkan mulai mengkritik saya di tengah-tengah semua penghinaan dan penghinaan itu, ” kata Tedros. "Aku mengatakannya hari ini karena itu sudah cukup," bebernya.

Tudingan ini segera dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan. "23 juta orang Taiwan sendiri sangat didiskriminasi oleh politik sistem kesehatan internasional dan mengutuk semua bentuk diskriminasi dan ketidakadilan," bunyi pernyataan resmi Taiwan menanggapi tudingan Tedros.


Setop Politisasi Covid-19

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah, belakang) berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Dalam kesempatan yang sama, Tedros kembali menekankan agar setiap negara tidak mempolitisasi pandemi virus Corona Covid-19. Sebaliknya, dia meminta semua pihak bekerjasama memeranginya. 

Tedros juga meminta agar Amerika Serikat dan China juga mau bekerjasama. "Jika Anda tidak ingin lebih banyak kantong mayat, maka cobalah untuk menahan diri mempolitisasinya," kata Tedros

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya