Liputan6.com, Jakarta - Zoom Video Communications (Zoom) merekrut mantan pimpinan keamanan Facebook, Alex Stamos, sebagai penasihat keamanan.
Penunjukan Stamos ini dilakukan di tengah masalah keamanan dan privasi layanan Zoom, seiring popularitasnya yang kian menanjak.
Advertisement
Dilansir Reuters, Kamis (9/4/2020), isu keamanan dan privasi yang terjadi selama beberapa waktu terakhir di Zoom, membuat Stamos pada akhir Maret lalu meminta perusahaan untuk lebih transparan dan merilis rencana keamanan 30 hari. Ia menyampaikannya melalui twit.
Hal itu membuat pendiri Zoom sekaligus CEO, Eric Yuan, meminta Stamos untuk menjdi konsultan luar.
"Zoom memiliki beberapa pekerjaan penting yang harus dilakukan di dalam keamanan aplikasi inti, desain kriptografi, dan keamanan infrastruktur. Saya menantikan kerja sama dengan tim engineering Zoom di proyek-proyek itu," tulis Stamos yang saat ini menjadi adjunct professor di Stanford University, melalui unggahan blog Medium pada 8 April 2020.
Stamos melalui akun Twitter, mengungkapkan dia akan menjadi konsultan berbayar untuk Zoom.
Masalah Keamanan dan Privasi Zoom
Di tengah pandemi Covid-19, Zoom merupakan salah satu layanan video conference yang banyak digunakan. Hal ini karena orang-orang membatasi aktivitas di luar rumah, dan memanfaatkan Zoom untuk menggelar pertemuan secara online.
Pengguna harian Zoom dilaporkan mengalami peningkatan menjadi 200 juta dari 10 juta.
Seiring popularitasnya, masalah keamanan dan privasi di Zoom menjadi sorotan. Masalah ini membuat Google memblokir versi desktop Zoom dari laptop kantor.
Selain itu, berdasarkan keterangan dari Berkeley High School, mereka menangguhkan penggunaan aplikasi tersebut setelah "pria dewasa telanjang dengan cemooh rasial" mengganggu pertemuan yang dilindungi password di Zoom.
Seorang juru bicara distrik sekolah Berkeley mengatakan, kemungkinan hal itu terjadi karena ada yang membagikan password. Oleh sebab itu, penggunaan Zoom ditangguhkan selama beberapa hari untuk mempertimbangkan cara menggunakan layanan video conference.
Penggunaan Zoom di Taiwan dan Jerman dilaporkan telah dibatasi. Selain itu, SpaceX juga telah melarang penggunaan aplikasi Zoom karena masalah keamanan.
Untuk mengatasi berbagai masalah keamanan, Zoom telah memulai rencana 90 hari dengan membentuk CISO Concil, yang terdiri dari pimpinan keamanan informasi dari HSBC, NTT Data, Procore, dan Ellie Mae untuk membahas tentang masalah privasi, keamanan, dan teknologi.
Perusahaan juga telah membentuk dewan untuk memberikan masukan kepada Yuan tentang isu keamanan. Anggota awal termasuk eksekutif dari VMware, Netflix, Uber, dan Electronics Arts.
(Din/Ysl)
Advertisement