Defisit Anggaran Membengkak, Pemerintah Harus Bagaimana?

Defisit anggaran negara melebar hingga 5,07 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Apr 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi APBN

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menggelontorkan dana tambahan sebagai stimulus di tengah pandemi Corona yang menghantam sektor ekonomi Indonesia. Konsekuensinya, defisit anggaran negara melebar hingga 5,07 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Resiko akibat pelebaran defisit ini juga datang menghantui, mulai dari dominasi surat utang negara (SUN) oleh asing hingga resiko peningkatan utang luar negeri swasta.

Lembaga penelitian Ekonomi Center of Reforms on Economic (CORE) merekomendasi beberapa langkah pembiayaan defisit fiskal pemerintah agar resiko tersebut dapat diatasi.

"Pertama, pemerintah hendaknya mendahulukan penerbitan surat utang (SUN) domestik berdenominasi rupiah dengan mengutamakan skema pembelian oleh Bank Indonesia," demikian dikutip dari keterangan resmi CORE, Kamis (9/4/2020).

Lebih lanjut, karena sentimen pasar keuangan masih negatif akibat ketidakpastian global, maka minat pembeli akan sangat rendah. Penerbitan SUN global akan memaksa pemerintah meningkatkan insentif berupa bunga kupon yang lebih tinggi atau tenor yang lebih panjang.

"Itu terbukti dengan diterbitkannya SUN global bertenor 50 tahun baru-baru ini," demikian tertulis dalam keterangan.

Penerbitan SUN domestik dengan pola pembelian oleh BI memungkinkan pemerintah menetapkan suku bunga rendah dan tenor yang wajar, dengan begitu pemerintah tidak akan dibebani oleh pembayaran bunga SUN yang tinggi dalam kurun waktu lama.

 


Cadangan Devisa Aman

Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)

Kedua, pemerintah dinilai tidak perlu terburu-buru menambah suplai dollar dengan SUN global. Hal ini dikarekanan posisi cadangan devisa saat ini masih cukup besar untuk membiayai intervensi BI dalam menstabilkan nilai tukar.

"Selain cadangan devisa, BI juga memiliki second line of defense berupa fasilitas pinjaman IMF, perjanjian kerjasama swap arrangements dengan beberapa bank sentral, serta yang terakhir fasilitas Repo Line dari The Fed," demikian tertulis dalam keterangan.

Lebih lanjut, penerbitan SUN global dapat dilakukan nanti ketika wabah Corona sudah mereda dan sentimen pasar mulai pulih. Hal ini memungkinkan pemerintah mendapatkan permintaan yang tinggi dengan bunga kupon yang lebih baik dan tenor yang wajar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya