Melbourne - WNI akan menjalani Hari Paskah dan memasuki bulan suci Ramadan di tengah epidemi Virus Corona (COVID-19). Segenap persiapan pun dilakukan demi merasakan pengalaman religius yang maksimal.
Umat Kristen akan merayakan Hari Paskah akhir pekan ini, yaitu hari Minggu 12 April.
Umat Katolik sudah memulai prosesi Paskah sejak hari Kamis 9 April, Jumat Agung 10 April dan berpuncak di Hari Paskah.
Baca Juga
Advertisement
Bagi umat Muslim, tanggal 23 April 2020 diperkirakan akan menjadi hari pertama bulan Ramadan, dan nantinya diakhiri dengan Hari Raya Idul Fitri.
Karena tempat ibadah sudah ditutup di Australia, maka dalam dua pekan terakhir misa bagi warga Katolik Indonesia di Melbourne dan Sydney yang dibawakan oleh chaplain (pastor pendamping) di kota masing-masing ditayangkan lewat media sosial seperti Facebook dan YouTube.
Di Melbourne, umat Katolik Indonesia bergabung dalam wadah bernama KKI (Keluarga Katolik Indonesia) dengan Pastor Trinold Asa sebagai pastor pendamping saat ini.
Menurut Ketua KKI Budi Pranoto kepada wartawan ABC Sastra Wijaya, rangkaian misa Paskah KKI tahun ini akan ditayangkan online karena dampak Virus Corona
"Misa yang dibawakan oleh Pastor Trinold akan disiarkan dari Ruang Seminar SVD di Box Hill. Pastor akan dibantu oleh salah seorang diakon dengan aturan social distancing," kata Budi Pranoto.
"Misa Jumat Agung jam 15:00, hari Sabtu jam 19:00, dan hari Minggu jam 10:00 pagi [waktu setempat]."
Dalam situasi seperti sekarang ini, dengan keterbatasan yang ada menurut Budi Pranoto, KKI tidak melakukan semua prosesi yang biasanya dilakukan dalam Misa Paskah.
Dalam kegiatan misa Paskah koor merupakan bagian yang penting, namun penyebaran Virus Corona menyebakan larangan berkumpul.
Sebagai gantinya, Budi mengatakan KKI akan menampilkan virtual koor untuk Misa malam Paskah hari Sabtu.
"Sudah dikoordinasikan, mereka yang menjadi bagian dari koor, nyanyi sendiri-sendiri dirumah, kemudian direkam dan dimainkan saat misa, audio maupun visualnya ditampilkan."
Acara Paskah Bersama Dibatasi
Di Sydney, warga Katolik Indonesia tergabung dalam wadah bernama CIC (Catholic Indonesia Community) dan Pastor gembalanya adalah Petrus Suroto.
Sama seperti juga di Melbourne, dalam rangkaian Paskah, Pastor Suroto akan membawakan misa yang akan disiarkan online.
Selain itu, Pastor Suroto selama sepekan terakhir membuat renungan pendek harian selama beberapa menit yang direkam dan disiarkan lewat YouTube.
Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan iman para warga yang ada di Sydney khususnya.
Dalam percakapan dengan wartawan ABC Sastra Wijaya, Pastor Suroto juga mengatakan telah bekerja sama dengan seorang doktor psikologi di Sydney asal Indonesia untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan mental di masa-masa sulit ini.
"Sejauh ini belum ada peningkatan lebih dari normal mereka yang telepon ke saya dalam dua pekan terakhir."
"Namun saya sudah siapkan kemungkinan kita memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka yang merasa membutuhkan," kata Pastor Suroto.
Selain umat Katolik, BKS (Badan Kejasama Umat Kristiani) di Melbourne membawahi 25 gereja, 2 persekutuan dan satu sekolah Alkitab.
Ketuanya, Harry Sibuea mengatakan karena pandemi virus corona, seluruh kegiatan BKS ditunda dan ibadah gereja-gereja dilakukan secara 'live streaming'.
"Kita rencananya semula memang akan mengadakan Paskah bersama BKS pada tanggal 18 April. namun sekarang dibatalkan," kata Harry Sibuea kepada ABC Indonesia.
Pembatalan acara yang sudah dipersiapkan juga dilakukan oleh salah satu gereja, yaitu Indonesina Christian Church (ICC) yang semula akan mengadakan kegiatan 'Easter Camp' tahun ini.
Seharusnya, kegiatan tahunan yang dilakukan setiap liburan paskah ini dijadwalkan berlangsung 10-13 April 2020 di Forest Edge, sekitar 70 km dari pusat kota Melbourne.
Padahal selain sudah dipersiapkan sejak akhir tahun lalu, kedua narasumber yang akan hadir dan didatangkan dari Jakarta juga sudah siap datang.
Pembatalan acara diumumkan tanggal 22 Maret yang lalu dan semua biaya keikutsertaan yang sudah dibayarkan jemaat dikembalikan penuh.
Pengurus ICC masih berharap kegiatan ini tidak sepenuhnya dibatalkan, tetapi diundur sampai akhir tahun ini, bila keadaan sudah memungkinkan.
Advertisement
Persiapan Menjelang Ramadan dan Lebaran
Rachmi Yulianti, asal Makassar yang kini tinggal di Brisbane, mengaku jika menjalani Ramadan di Australia tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya ia bersama ibu-ibu membuat jadwal memasak, membawa makanan ke Indonesian Muslim Centre of Queensland (IMCQ), untuk kemudian berbuka puasa bersama dan tarawih berjamaah.
Sebagai gantinya, Mimi mengaku akan memindahkan sejumlah aktivitas Ramadan di rumahnya, bersama suami dan tiga anaknya.
Ia mengaku ingin tetap menghadirkan suasana spiritual Ramadan kepada dua anaknya yang masih duduk di sekolah dasar.
"Kita akan memulai dengan membuat kerajinan hiasan Ramadan dan Eid, yang biasanya kita beli, tapi tahun ini kita buat sendiri," ujarnya.
Anak-anak Mimi, yang berusia 7 dan 5 tahun sudah menyatakan akan ikut berpuasa dan berbagai kegiatan di bulan Ramadan.
"Mereka memang sudah biasa belajar baca Quran dengan Iqra, sehari satu halaman, juga menghafal surat Quran, karena kebetulan belajar di sekolah Islam," katanya.
"Kita juga sudah memiliki jadwal untuk mengikuti ceramah dan kelas Islam online, beberapa diantaranya dengan ustaz dari Indonesia."
Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane sebenarnya sedang menggalang dana untuk pembangunan IMCQ di kawasan Loganlea dengan menggelar bazar bulanan.
Namun karena aturan pembatasan kerumununan yang diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona di Australia, kini mereka terpaksa memindahkannya menjadi bazar online.
Mereka hanya menawarkan makanan lewat jejaring sosial, yang akan dikirim ke depan pintu rumah dan pembayaran dengan cara transfer untuk menghindari kontak fisik.
Mimi mengatakan 15 persen dari hasil penjualan akan digunakan untuk membiayai kebutuhan pembangunan IMCQ.