Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia memprediksi inflasi di bulan April sebesar 0,2 persen (mtm) dan sebesar 2,08 persen (yoy).
"Kami perkirakan sampai minggu kedua bulan April 0,2 persen (mtm) dan lebih rendah 2,08 persen (yoy)," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia ini menunjukkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadapi inflasi terkendali.
Baca Juga
Advertisement
Perry menyebut ini merupakan hasil koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait kebutuhan bahan pokok yang baik.
Selain itu, dia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lebih rendah dari kemampuan kapasitas produksi nasional. "Makanya kesenjangan output negatif karena tekanan inflasi dari permintaan terkendali," jelas dia.
Terjaganya inflasi juga diyakini karena dampak nilai tukar yang rendah dalam konteks permintaan rupiah. Repo rupiah disebut sangat kecil sehingga berpengaruh pada kenaikan harga-harga.
Ekspektasi inflasi juga tetap terjaga terlepas dari kebijakan moneter yang dibuat bank sentral. Baik itu di masyarakat, konsumen atau produsen. "Keempat faktor itulah memengaruhi inflasi itu rendah," kata Perry.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Gubernur BI Yakin Rupiah Menguat ke 15 Ribu per Dolar AS di Akhir Tahun
Advertisement