Strategi LPS Hadapi Dampak Virus Corona ke Perbankan RI

LPS sudah mengelompokkan bank sesuai dengan kondisi keuangannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2020, 08:09 WIB
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah (Foto:Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)
Liputan6.com, Jakarta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tengah menyiapkan strategi untuk menjaga perbankan Indonesia dari dampak pandemi Virus Corona. Ini antara lain dengan mengelompokan perbankan.
 
LPS sudah mengelompokkan bank sesuai dengan kondisi keuangannya. Hal tersebut juga diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menempatkan bank sesuai dengan modal inti yang dikenal dengan BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha).
 
 

"Terkait strategi LPS dengan kemungkinan memburuknya situasi, bahwa dalam kondisi normal kami mengarahkan satu bank kecil dan satu bank besar. Kriterianya? Kami mengikuti OJK bank kecil adalah BUKU 1 dan bank besar bisa BUKU 3 dan 4," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis (9/4/2020).

Dia mengatakan, untuk memperoleh modal dalam menyelamatkan bank, LPS sudah merancang strategi melakukan gadai ulang atau repo (repurchase agreement) surat berharga terhadap Bank Indonesia.

"Kami membagi menjadi dua, kami akan bagi Rp 60 triliun untuk kita gadai ulang atau repo ke Bank Indonesia. Karena BI tidak mau berikan pinjaman langsung ke LPS, tapi jaminan surat berharga ke pemerintah," jelasnya.

Namun, jika suatu saat terjadi kesulitan likuiditas maka pihaknya hanya mampu menyelamatkan beberapa saja. Namun Halim memastikan jika KSSK terutama LPS dan OJK terus berupaya mendesain agar bank tetap aman.

"Berdasarkan stress test, sudah masuk ke wilayah yang bisa dikatakan sistemik, kami sedang merancang aturan main, bagaimana OJK dan LPS itu bisa mengusulkan adanya meeting yang sifatnya tidak normal," paparnya.

 

Kriteria

Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
 
Namun demikian, hingga kini kedua lembaga tersebut belum menetapkan seperti apa kriteria bank yang dikategorikan menjadi bank gagal dengan likuiditas tak normal. Hal ini masih akan terus dibahas antara LPS dan OJK.
 
"Tinggal kami duduk bersama, kriteria dari kacamata LPS dan OJK sudah wajib didiskusikan di KSSK, nanti KSSK yang akan menentukan. Kalau diserahkan ke LPS harus dinyatakan sebagai bank gagal, konsekuensinya banyak, kita harus hati-hati," tandasnya.
 
Reporter: Anggun P. Situmorang
 
Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya