Liputan6.com, Jakarta - Selama bertahun-tahun, bukan hal asing kalau ada vendor smartphone melakukan me-mark up hasil uji benchmark mereka.
Tak dimungkiri, hal ini terjadi karena skor benchmark jadi salah satu indikator performa perangkat, saat orang mau beli smartphone.
Baca Juga
Advertisement
Nah kini, berdasarkan informasi terbaru dari Anandtech, MediaTek kedapatan mencurangi skor benchmark dari prosesornya.
Mengutip Android Authority, Minggu (11/4/2020), Anandtech mulanya menemukan kejanggalan hasil benchmark prosesor Dimensity 1000L yang menyokong smartphone Oppo Reno3 (versi Tiongkok).
Pasalnya, hasil benchmark dari PCMark menunjukkan skor prosesor Helio P95 di Oppo Reno3 Pro ternyata lebih tinggi dibandingkan Reno3 yang memakai Dimensity 1000L.
Hal ini dianggap aneh. Bagaimana tidak, secara spesifikasi, core CPU Cortex-A75 pada Helio P95 dua generasi lebih tua ketimbang core CPU Cortex-A77 milik Dimensity 1000L.
Banyaknya Inti yang Digunakan
Selain itu, Helio P95 hanya menggunakan dua inti (core). Sementara, Dimensity 1000L menggunakan empat inti (core).
Anandtech kemudian melihat ada penurunan skor 30 persen ketimbang skor yang awalnya diragukan. Tak hanya itu, beberapa tes pengujian benchmark juga turun sebesar 75 persen.
Anandtech juga menguji Reno3 Pro versi Tiongkok yang mengganti Helio P95 dengan Snapdragon 765G.
Outlet berita ini mencatat, smartphone tersebut menjalankan benchmark tanpa mencurangi angka skornya.
Advertisement
MediaTek: Ini Praktik yang Wajar Dilakukan
Ketika dikonfirmasi, MediaTek membuat pernyataan. Intinya mereka menyebut, perusahaan menerima standar yang dipakai dalam industri dan tetap percaya diri bahwa akurasi tes benchmark mewakili kapabilitas chipset mereka.
Selain itu, MediaTek juga mengatakan, perusahaan lain pun banyak yang menampilkan kemampuan penuh chipset saat pengujian benchmark dilakukan. Hal ini, kata MediaTek, memberikan gambaran akurat kepada konsumen mengenai kinerja perangkat.
"Kami bekerja dengan vendor global dalam hal pengujian dan pembandingan perangkat yang didukung chipset kami. Pada akhirnya, brand memiliki fleksibilitas untuk mengkonfigurasi perangkat mereka, sesuai keinginan masing-masing," kata MediaTek.
Lebih lanjut, MediaTek juga menyebut, banyak perusahaan merancang smartphone untuk dijalankan pada tingkat kinerja setinggi mungkin dan ketika dites benchmark hasilnya menunjukkan kemampuan penuh dari si chipset.
Menurut MediaTek, hal inilah memperlihatkan kemampuan tertinggi yang dimiliki setiap chipset, meskipun ada banyak faktor yang menentukan bagaimana kinerja chipset.
MediaTek menyebutkan, sejumlah brand memiliki berbagai chipset berbeda untuk sebuah merek smartphone. "Dengan begitu, kinerja perangkat dapat bervariasi sesuai persyaratan pasar regional.
(Tin/Why)