Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas memastikan telah mengantongi sejumlah skenario distribusi beras apabila kebijakan lockdown diberlakukan oleh pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Perum Bulog untuk skenario jika terjadi lockdown adalah dengan memprioritaskan pengadaan (beras) dalam negeri," kata Buwas saat menggelar rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI pada Kamis (9/4/2020).
Advertisement
Pasalnya ia menyebut puncak panen raya padi akan jatuh di pertengahan April 2020, sehingga dipastikan stok beras nasional dapat terpenuhi.
Terkait mekanisme penjualan sejumlah bahan pangan pokok kepada masyarakat, Bulog akan menerapkan strategi penjualan secara online, seperti melalui rumah pangan kita (RPK), pemesanan dari mitra binaan, e-commerce atau menghubungi petugas bulog.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan massa dan mengurangi aktifitas masyarakat ke luar rumah saat lockdown terjadi.
Distribusi Beras Terhambat
Diakuinya saat lockdown berlangsung akan menyebabkan penyerapan dan distribusi beras ke luar wilayah sentral produksi akan terhambat.
Namun, jika lockdown urung dilaksanakan Buwas mengusulkan mekanisme sentralisasi pangan dapat dilakukan melalui perum bulog sebagai operator untuk membantu pemerataan stok pangan di Indonesia.
Oleh karenanya masyarakat diminta tidak panik, karena Buwas menyebut hingga Kamis (9/4) total stok beras nasional berada di kisaran 1,44 juta ton beras terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,39 juta ton beras dan beras komersial sebesar 53 ribu ton beras.
"Manajemen serta jajaran perum bulog senantiasa berkomitmen menjaga ketahanan pangan di tengah beratnya tantangan yang dihadapi," tandas dia.
Sulaeman
Merdeka.com
Advertisement