Pasien Virus Corona COVID-19 di Iran Ada 500 Ribu Orang?

Angka penderita Virus Corona (COVID-19) di Iran tidak transparan?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Mei 2020, 10:06 WIB
Ilustrasi: Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global.(STR/AFP)

Liputan6.com, Tehran - Otoritas di Iran mengakui bahwa ada setengah juta kasus Virus Corona (COVID-19) di Iran tidak tercatatkan. Angka asli penderita Virus Corona di Iran diperkirakan mencapai setengah juta.

Dilaporkan Arab News, Kamis (9/4/2020), prediksi itu diberikan oleh Pasukan Tugas Perlawanan Virus Corona Nasional Iran. Saat ini Iran disebut memiliki 62 ribu pasien Virus Corona, jauh lebih kecil dari kemungkinan sebenarnya.

Penyebaran di Iran akibat perjalanan pengunjung kota suci Qom yang lebih dulu terdampak Virus Corona. Sebelumnya, dokter dan beberapa anggota parlemen Iran mengakui jumlah pasien dan kematian akibat Virus Corona lebih tinggi dari data resmi.

Rezim Iran mengaku ada 70 juta warga Iran yang sudah diperiksa virus. Klaim itu diragukan oleh pakar.

Beberapa pejabat Iran juga terkena virus ini seperti Wakil Presiden Masumeh Ebtekar. Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi juga tertular.

Posisi Iran melawan virus ini juga sulit akibat adanya sanksi dari Amerika Serikat. Kedutaan Besar Iran di Jakarta sempat menyebar petisi agar AS mencabut sanksi ekonomi.

Rencananya, Iran ingin meminjam uang ke IMF untuk melawan Virus Corona. Dana yang diminta sebesar USD 5 miliar.

Namun, pemerintahan Donald Trump mengaku siap memblokir permintaan itu.

Berdasarkan peta Johns Hopkins University, ada total 64 ribu kasus Virus Corona di Iran. Hampir 4.000 orang meninggal dunia dan 29 ribu orang sembuh. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pejabat Top Iran Sebut Donald Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona COVID-19

Presiden AS Donald Trump dalam briefing melawan Virus Corona (COVID-19) di Gedung Putih. Dok: Gedung Putih

Seorang pejabat Iran menyebut Presiden AS Donald Trump "lebih berbahaya daripada Virus Corona COVID-19", dengan mengatakan langkah-langkah untuk memblokir pasokan medis vital untuk memerangi Virus Corona yang akan mencapai Iran sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Laksamana Muda Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, menuduh pemerintah Amerika menentang upaya Dana Moneter Internasional untuk membantu Iran selama pandemi. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera.

"Sanksi atas barang-barang kesehatan adalah tindakan ilegal dan tidak manusiawi dan jadi simbol permusuhan terbuka Trump kepada orang-orang Iran," tulis Shamkhani di akun Twitternya. 

"Oposisi AS untuk memberikan fasilitas kepada Iran oleh Dana Moneter Internasional untuk memenuhi barang-barang medis yang diperlukan untuk memerangi virus corona adalah contoh nyata dari kejahatan terhadap kemanusiaan."

"Trump lebih berbahaya daripada Virus Corona," tambah Shamkhani.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya