Liputan6.com, Jakarta - Coronavirus atau Covid-19 bukanlah virus jenis baru, melainkan virus lama yang sudah ada sejak dahulu. Namun, terus bermutasi menjadi lebih ganas, lebih menakutkan.Dari 19 Desember 2019 lalu sampai sekarang Covid-19 terus bermutasi.
Sampai saat ini pun para peneliti dunia masih berpikir dan bekerja keras terus mencari solusi pemutusan mata rantai penularan virus ini. Apalagi para peneliti dunia juga belum menemukan tata laksana atau petunjuk pelaksanaan penanganan Covid-19 secara efektif. Itu karena gejalanya selalu berubah-ubah, dari satu orang ke orang lainnya dan tergantung sistem imun dalam tubuh.
"Untuk itu maka yang bisa dilakukan saat ini hanyalah upaya pencegahan, yakni dengan cara hidup bersih, tinggal di rumah, selalu menjaga kesehatan dan kebugaran diri, kemudian menjaga jarak 1,5 meter sampai 3 meter dengan orang lain,” ujar dr Sonia Wibisono di kediamannya, apartemen di daerah Jakarta Selatan, 14 April 2020.“
Kalau memang perlu keluar rumah selalu menggunakan masker serta pastikan sanitasi di rumah selalu terkontrol dan terjamin," lanjutnya. Dokter Sonia Wibisono dan dr Reisa Brotoasmoro yang dikenal sebagai influencer memastikan bahwa virus belum ada obatnya, tidak seperti bakteri yang sudah ada obatnya untuk antibiotik.
Baca Juga
Advertisement
Virus hanya bisa dikalahkan oleh daya tahan tubuh kita sendiri. Tapi dalam beberapa kasus ada orang yang imun tubuhnya dalam satu titik menyerang tubuh sendiri dari Covid 19 yang dikenal dengan istilah “cytokine syndrome”.
"Jadi masih belum pasti cara penanganan untuk mengalahkan Covid-19. Para dokter dan ilmuwan saat ini tetap menganjurkan pencegahan dengan cara hidup bersih. Kalau saya sendiri sudah sejak belia sudah diajarkan cara hidup bersih oleh kedua orang tua yang kebetulan adalah dokter," jelas Sonia.
Dokter Sonia Wibisono menyarankan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dengan menggunakan alkohol atau hand sanitizer atau mencuci tangan dengan sabun. Bersihkan selalu ruangan dengan spray yang bisa membasmi lapisan luar Coronavirus.
"Sebab, sampai hari ini organisasi kesehatan dunia, WHO dapat memastikan Covid-19 tersebar melalui cairan batuk bersin dan air liur. Namun, yang pasti Covid-19 bisa bertahan ataupun mengendap selama 2 sampai 8 hari di permukaan perabotan. Makanya rajin-rajin membersihkan ruangan dengan disinfektan," kata Sonia yang juga selebritas ini.
Masyarakat Indonesia Beruntung
Mungkin Anda bertanya-tanya kenapa masyarakat Indonesia beruntung di tengah Pandemi Coronavirus? Jawabannya sangat mudah, karena dr Sonia Wibisono dan dr Reisa Brotoasmoro telah berhasil menciptakan produk spray organik yang dapat membasmi lapisan luar Coronavirus, yakni spray LAVme.
Selain membasmi lapisan luar Coronavirus, LAVme juga dapat menghilangkan bau tak sedap. Bersama Olla Ramlan artis dan selebriti cantik ini bergandengan tangan memerangi Corona: "Indonesia Fight Corona" dengan spray LAVme Antikuman.
Coming soon di tanggal 20 Maret di marketplace Lavme X Olla Ramlan ditunjukkan bagaimana menggunakan formula yang tepat oleh para ahli di bidangnya untuk membasmi virus, bakteri, kuman, dan memiliki aroma segar nanmewah ala Olla Ramlan, untuk para pribadi yang dinamis yang hidup higienis.
"Ayo kita bersihkan seluru rumah kita dengan spray LAVme, terutama yang sering kita pegang seperti handle pintu, wastafel, toilet, mobil, plastik belanja dari luar rumah, bingkisan dan sepatu. Semua yang dipegang orang ataupun barang-barang dari luar rumah wajib dibersihkan dengan spray ini," kata dr Reisa Brotoasmoro.
Yang membedakan LavMe dengan yang lain, kata Reisa adalah LavMe kualitas tinggi dengan bahan baku food grade dan aman untuk bayi anak dan keluarga. Begitu pun, kata dia, ruangan yang digunakan bersama, harus selalu dibersihkan dengan LAVme. Misalnya, ruang tamu, kamar mandi bersama, kamar keluarga , kamar anak dan lainnya.
"Hidup kita harus benar-benar higenis, jaga kebersihan diri. Sebenarnya kalau kita hidup normal pun tetap harus menjaga kebersihan. Kalau tangan kotor tidak boleh langsung makan karena akan membuat perut sakit. Jangan pegang muka nanti timbul jerawat. Tidak pegang hidung nanti bisa mudah batuk dan flu," tuturnya.
Lebih lanjut Sonia Wibisono menunjukkan bagaimana Jepang dan Hongkong dapat menurunkan tingkat kematian Coronavirus dalam angka sangat rendah. Menurutnya, karena mereka telah membudayakan hidup bersih sejak lama. Dan selalu menggunakan masker.
"Mereka memakai bukan hanya sebagai kewajiban orang yang tengah sakit batuk ataupun flu. Di saat mereka sehat pun, telah membiasakan diri memakai masker. Kebiasaan ini dianggap sebagai kebutuhan yang mutlak dilakukan kesehariannya," jelas Duta Kesehatan PBB ini.
Sonia menyebut hidup mereka sangat tertib dan disiplin selalu membersihkan diri dan taat melakoni protokol kesehatan sesuai ketentuan WHO. "Untuk itu kita harus bersatu dan bersama-sama melawan Coronavirus dengan selalu menggunakan spray LAVme,"jelas Sonia.
Dr Sonia bersama dr Reisa dan teman-teman dokter serta artis juga membuat laman Indonesia Fight corona : yaitu:,http://www.indofightcorona.com.
Laman yang berisi informasi Corona, rumah sakit yang menerima Corona, dimana tes Corona, donasi Corona, testimonial pasien yang sembuh Corona, video artis buat semangat Fight Corona, kontak yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat, tempat-tempat isolasi, dokter yang terima konsultasi online, daftar makanan yang tetap buka selama PSBB, dan informasi penting lainnya.
"Semoga iinisiasi dan dedikasi ini bisa bermanfaat untuk orang banyak dalam memberikan informasi yang akurat dan terjamin mengenai penanganan Corona di Indonesia," ucap dr Sonia Wibisono