Anggota Komisi II Minta Kepala Daerah Sigap Ambil Keputusan Tangani Corona Covid-19

Dia menilai esensi otonomi daerah adalah kecermatan dan kecepatan kepala daerah mengambil keputusan dalam merealisasikan kebijakan pemerintah pusat di daerahnya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 10 Apr 2020, 11:37 WIB
Anggota DPR RI Komisi II Fraksi PDI Perjuangan, Hugua. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif corona covid-19 kian hari terus meningkat. Data Gugus Tugas Penanganan Corona Covid-19 mencatat ada penambahan sebanyak 337 orang pada Kamis 9 April 2020 kemarin. Dengan begitu, total pasien positif sudah mencapai 3.293 orang.

Kondisi ini dikhawatirkan akan terus meningkat seiring massifnya penyebaran virus corona ini. Terlebih sudah ada perpindahan masyarakat antardaerah di Indonesia.

Menyikapi hal ini, Anggota DPR RI Komisi II Fraksi PDI Perjuangan, Hugua menekankan, perlu adanya komando yang tepat dan tegas soal strategi mitigasi bencana corona secara tersistem dan terstruktur sampai ke desa pada daerah masing-masing sebelum darurat terjadi. Karena itu perlu tersedianya payung sebelum hujan sebagaimana kata pepatah populer.

Lebih jauh Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesaia (ISMI) Sulawesi Tenggara ini mengatakan, esensi otonomi daerah adalah kecermatan dan kecepatan kepala daerah mengambil keputusan dalam merealisasikan kebijakan pemerintah pusat di daerahnya.

"Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan keputusan tegas bahwa Indonesia Darurat Kesehatan pada akhir Maret 2020 lalu, tinggal bagaimana para gubernur, bupati dan walikota menerjemahkan kebijakan tersebut untuk mengambil alih komando di daerahnya masing-masing. Jangan menunggu banyak kasus dan korban berjatuhan baru ambil langkah. Itu pasti dan pasti sudah terlambat karena yang ketahuan terinfeksi satu orang tapi ia sudah menularkan beberapa orang keluarga atau sahabatnya sebelum ia diisolasi," kata Hugua dalam keterangannya, Jumat (10/4/2020).

Makanya pertambahan kasus selalu mengikuti deret ukur hingga mencapai puncak kurva. "Ya contohnya di Sultra hingga kemarin 8 April 2020 sudah 10 orang yang positif terinfeksi virus corona Covid-19 dan jika semua penduduk diadakan rapid test maka jumlahnya bisa lebih banyak. Jadi Sultra sudah diambang darurat mesti pemda sudah mengambil langka tegas," imbuhnya.

Tentu langkah tersebut, jelas Mantan Bupati Wakatobi itu, harus melalui prosedur seperti meminta status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Menteri Kesehatan lalu dilanjutkan dengan Keputusan gubernur atau bupati untuk menindak lanjutinya pada tingkat lokal.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pusat Isolasi

Hugua mengingatkan pemda untuk segera memikirkan Pusat Isolasi (isolation center) di tingkat propinsi dan kabupaten, termasuk di kecamatan baik di kepulauan yang sulit jangkauannya dengan rumah sakit rujukan.

Fungsinya adalah sebagai tempat pemeriksaan dan penanganan awal pasien sebelum yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit atau diisolasi mandiri di rumah masing-masing. Hal ini akan sangat membantu manajemen rumah sakit rujukan yang juga sebagai tempat penangan pasien penyakit umum lainya.

Disamping itu juga perlu peningkatan kapasitas aparat medis pada tingkat puskesmas soal penanganan pasien Covid serta tata cara melindungi diri dengan APD yang aman. "Pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara online atau virtual yang diselenggarakan di bawah komando Dinkes Kesehatan propinsi. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketersedian obat-obatan umum akibat dari infeksi yang ditimbulkan oleh virus ini pada tingkat puskesmas.

Hugua juga mengimbau kepada LSM dan kelompok masyarakat madani dan masyarakat untuk bersama pemerintah daerah secara gotong royong menghimpun sumber daya baik SDM maupun dana guna bersama menangani wabah Covid 19.

"Kegiatan yang diperlukan antara lain mengantar pasien dan membantu tenaga medis di pusat isolasi, mengedukasi masyarakat, dan memobiliasi bahan makanan dan APD yang diperlukan," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya