Liputan6.com, Algiers - Industri dirgantara berduka pada dua tahun lalu. Saat itu, 11 April 2018, salah satu pesawat militer buatan Rusia jatuh di dekat pangkalan udara Boufarik, dekat Aljazair.
Laporan BBC menyebut bahwa 257 orang yang ada di dalamnya dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Advertisement
Dikutip dari Al Jazeera, pesawat Ilyushin Il-76 yang membawa sejumlah pasukan militer itu dikabarkan jatuh di dekat pangkalan udara Boufarik, di luar Algiers, ibu kota Aljazair.
Situs berita lokal Algerie24 mengatakan, pesawat itu menuju ke Kota Bechar yang berada di Aljazair barat. Beberapa foto yang diunggah di Twitter menunjukkan asap tebal mengepul dari lokasi kecelakaan. Terlihat beberapa orang bergegas untuk membantu.
Pemerintah setempat bahkan mengumumkan tiga hari berkabung nasional akibat kecelakaan pesawat militer tersebut.
"Sebagian besar yang tewas adalah personel militer dan keluarga mereka," kata Kementerian Pertahanan Aljazair. "Sepuluh awak juga tewas".
Penumpang dari Sahara Barat, wilayah sengketa yang dicaplok oleh Maroko setelah Spanyol mundur pada tahun 1975, termasuk di antara korban jiwa.
Front Polisario, yang mencari kemerdekaan untuk wilayah tersebut dan didukung oleh Aljazair, mengatakan 30 warga Sahara Barat, termasuk wanita dan anak-anak, tewas. Seorang anggota senior National Liberation Front (FLN) yang berkuasa di Aljazair mengutarakan bahwa 26 anggota Polisario juga meninggal.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pilot Berupaya Mendaratkan Pesawat
Saksi mata mengatakan mereka melihat sayap terbakar ketika pesawat lepas landas. Kemudian armada tersebut terbang turun, menghindari jalan raya dan menabrak ladang.
Seorang pengamat penerbangan militer mengatakan kepada BBC bahwa berdasarkan seberapa utuh bagian-bagian pesawat itu, mereka percaya pilot itu telah mencoba untuk mendarat.
Lusinan petugas pemadam kebakaran dan penyelamat bekerja di sekitar puing-puing yang membara. Seorang saksi mata mengatakan kepada televisi lokal: "Kami melihat jasad terbakar. Ini benar-benar bencana".
Para pejabat yang dikutip mengatakan beberapa orang yang selamat dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak jelas berapa banyak atau kondisi mereka saat ini.
Advertisement
Kecelakaan Udara Terparah di Aljazair Sejak 2003
Kecelakaan pesawat kali ini dicap sebagai insiden terparah di Aljazair sejak 2003, ketika jet Air Algerie jatuh tak lama setelah tinggal landas dari Tamanrasset dan menewaskan 102 orang.
Pada tahun 2014, lebih dari 70 personel militer yang sedang tidak bertugas -- beserta anggota keluarga mereka -- dinyatakan tewas saat pesawat C-130 yang ditumpangi menabrak gunung Djebel Fertas, sesaat sebelum mendarat di utara Constantine.
Pada Desember 2012, dua jet militer yang sedang melakukan operasi pelatihan rutin bertabrakan di udara dekat Tlemcen, di barat laut Aljazair, menewaskan pilot kedua pesawat nahas itu.
Sebulan sebelumnya, sebuah pesawat angkut militer CASE C-295 twin-turboprop, yang membawa muatan kertas untuk pencetakan uang di Aljazair, jatuh di Prancis selatan.
Pesawat itu membawa lima tentara dan seorang wakil dari bank sentral Aljazair. Tidak ada yang selamat.
Menurut BBC, kecelakaan pesawat itu tercatat paling mematikan di dunia sejak Juli 2014, ketika semua 298 orang di pesawat Malaysia Airlines MH17 meninggal ketika ditembak jatuh di bagian timur Ukraina.
Selain itu juga masuk dalam daftar kecelakaan paling mematikan dalam 15 tahun terakhir.
Selain tragedi pesawat militer Aljazair, peristiwa lain yang tercatat dalam sejarah pada tanggal yang sama tahun 1919 adalah terbentuknya Organisasi Buruh Internasional. Lalu 11 April 1970 merupakan momen Pesawat Apollo 13 diluncurkan ke Bulan.