Liputan6.com, Jakarta - Munculnya wabah corona di Indonesia, menyebabkan beberapa aktivitas terhambat, baik sektor ekonomi maupun sektor proyek hulu migas. Ditambah lagi dengan adanya pembatasan kegiatan yang berpengaruh pada realisasi kegiatan proyek tersebut.
“Akibat hambatan-hambatan tersebut, progress beberapa proyek hulu migas yang dijadwalkan onstream di tahun 2020 menjadi lebih lambat dibanding rencananya," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam keterangannya kepada liputan6.com, Jumat (10/4/2020).
Advertisement
Misalnya, yang pertama, Progres proyek pengembangan Lapangan Bukit Tua Phase 3 oleh PCK2L lebih rendah, dari target karena rig terlambat masuk ke lokasi.
Kedua, proyek pemasangan kompresor Betung yang dilakukan Pertamina EP SF Aset 2. Proyek yang seharusnya sudah selesai, baru mencapai 69,8 persen karena terkendala oleh FAT, transportasi dan instalasi kompresor karena sebagian sumber daya manusia yang dibutuhkan pada proyek tersebut merupakan warga Malaysia dan India yang saat ini lockdown akibat Covid-19.
Selanjutnya proyek migas yang ketiga, yakni pengembangan Lapangan Cantik oleh Sele Raya Belida juga terhambat akibat penyebaran virus tersebut. Karena proses overhaul gas kompresor terhenti akibat area workshop berada di zona merah, dan adanya pembatasan mobilisasi pekerja oleh pemerintah daerah.
Selanjutnya
Proyek keempta, yaitu proyek pemasangan kompresor SKH-19 Musi Timur oleh PT Pertamina EP, ikut terhambat karena fabrikasi peralatan pendukung yang terlambat didatangkan dari Italia, karena Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang kasus covid-19 nya paling tinggi.
Sedangkan yang kelima, proyek pengembangan Peciko BA oleh Pertamina Hulu Mahakam, yang melambat realisasi kegiatannya karena peralatan didatangkan dari daerah pandemic Covid-19, yaitu China.
"Oleh karena itu, SKK Migas akan berupaya keras, tidak hanya operasional hulu migas yang terus berproduksi, tetapi proyek-proyek hulu migas kita jaga agar tidak berhenti. Dapat dibayangkan jika operasional hulu migas dan proyek hulu migas berhenti, berapa dampak yang ditimbulkan di industri penunjang, ketenagakerjaan serta ekonomi daerah," pungkasnya.
Advertisement